"Karena mereka kan sudah punya sistem daring untuk booking sewa fasilitas yang ada di sana, sedangkan jadwal kita keluarnya di pertengahan tahun,” tambahnya.
Prapanca menjelaskan kendala yang dimaksud terkait jadwal liga yang baru keluar pada pertengahan tahun sehingga menjadi sebuah masalah dalam tahap penyesuaian.
Bentrokan antara jadwal yang telah disusun pihak pengelola dengan penyelenggaraan kompetisi Liga 1 menjadi alasan Persija kesulitan berlaga di Jakarta, khususnya di JIS.
"Kesulitannya adalah mereka, pengelola, membuat jadwal sejak Desember (2023) sedangkan kami mendapatkan jadwal pada Juli (2024)," jelas Prapanca.
"Tetapi kami sudah memberikan jadwal untuk dua tahun ke depan, termasuk musim ini, jadi tiga tahun. Bahwa ini jadwal tidak akan berubah, sehingga tidak ada alasan bagi mereka bahwa ini sudah disewa (oleh pihak lain),” lanjutnya.
Perihal wacana untuk mengontrak JIS dalam jangka waktu lama seperti yang pernah dilakukan oleh Pelita Jaya di Stadion Lebak Bulus, Prapanca menyebut hal itu sulit diwujudkan.
Menurutnya, hal itu akibat JIS dikelola oleh Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) sehingga sangat tidak efektif dari segi finansial untuk menyewa atau mengelola stadion dalam jangka panjang.
Load more