Solo, Jawa Tengah - Pertandingan derby Jateng antara PSIS Semarang melawan Persis Solo, Selasa (21/6/2022) kemarin diwarnai aksi ricuh antar kedua suporter. Tak hanya di stadion, kericuhan bahkan juga terjadi di jalan raya antara Solo-Boyolali saat suporter PSIS dalam perjalanan pulang ke Semarang.
Menurutnya, psywar antar suporter baik di medsos maupun di stadion adalah hal biasa yang sebenarnya kalau disikapi secara baik justru bisa mempererat hubungan.
"Kayak nyek-nyekan antar teman lah. Kalau disikapi sebagai guyonan kan bisa mengakrabkan. Tapi mungkin ada beberapa orang yang kemudian, apa ya, baper lah istilahnya, terus emosi dan membuat suasana jadi panas," jelas Paulus.
Ia juga memantau adanya suporter tanpa tiket yang melompati pagar dan berusaha masuk stadion. Tapi ia agak menyayangkan pihak panitia pertandingan yang hanya memberi kuota 1.600 bagi suporter PSIS Semarang dan tidak menyediakan tiket box di stadion. Padahal animo suporter sangat besar.
"Antusiasme sangat tinggi. Ada beberapa suporter yang tidak kebagian kuota tiket, lalu datang ke stadion dengan harapan bisa membeli tiket di area stadion. Tapi ternyata tak ada tiket ekonomi yang dijual. Mungkin merasa sudah jauh-jauh datang gak bisa nonton, ya ada sebagain yang kemudian berupaya masuk. Tapi saya yakin mereka bukan dari suporter yang kita koordinasikan. Mungkin fans Semarang lah yang cinta PSIS," jelasnya.
Terkait insiden pengadangan suporter PSIS di jalan yang akan pulang ke Semarang, Paulus yakin kalau mereka yang mengadang bukan suporter yang dikoodinasikan oleh kelompok suporter Persis.
Load more