Dokter Tirta lalu menuliskan bahwa gas air mata yang menjadi pemicu penonton berdesakan dan menimbulkan hipoksia.
¨Dalam pertandingan derbi, potensi gesekan itu pasti terjadi Kerusuhan dan suporter masuk lapangan pasti ada kemungkinan Tapi bukan dengan cara gas air mata Menembakkan gas air mata , akan membuat suporter berdesak2 kan cari pintu keluar, dan akhirnya jadi hipoksia,¨ sambungnya.
Suporter Arema dalam Tragedi Kanjuruhan (sumber: dok ist)
Dia juga mengatakan bahwa tragedi Kanjuruhan ini akan berdampak panjang. Dokter Tirta berharap adanya penjelasan dari Panitia Pelaksana (panpel).
¨Kalo banyak kawan2 bingung Tragedi ini bisa berdampak panjang, Ingat: sepakbola butuh suporter SOP crowd control di dalam stadion itu dibedakan dengan di jalanan Panpel juga harus menjelaskan, kenapa bisa terjadi Bukan "kambing hitam" Tapi tragedi kan terjadi dalam stadion,¨ pungkas dr. Tirta melalui akun Twitternya.
Dilansir dari Cleveland Clinic, Hipoksia merupakan sebuah kondisi dimana terdapat level oksigen dengan kadar rendah dalam jaringan tubuh, yang dapat menyebabkan kebingungan, sesak napas, detak jantung lebih cepat, hingga kulit yang membiru. Dalam kasus akut, kondisi ini dapat menyerang fungsi otak dan jantung. (rka)
Load more