Libero tim nasional saat juara SEA Games 1987, Herry Kiswanto, tak segan melontarkan kritik. Punya pengalaman panjang di sepakbol nasional, sejak masa Galatama (Liga Sepakbola Utama), hingga Liga Indonesia, sampai kemudian melatih banyak klub, Herry miris melihat Kerusuhan Kanjuruhan.
“Dunia sepakbola kita tercoreng di mata internasional, sudah jelas itu. Ini hari berkabung nasional,” tutur Herry Kiswanto, mantan libero tim nasional yang berhasil meraih medali emas pertama dalam keikutsertaan Indonesia di SEA Games.
Sosok berpanggilan Herkis meminta seluruh pihak berwewenang untuk segera bertindak. “Harus segera selidiki dengan akurat. Tindak dengan setegas-tegasnya pihak yang bersalah, beri sanksi yang berat. Dan perlu ada tindakan edukasi yang serius kepada para suporter secara menyeluruh,” lanjut Herry.
“Kompetisi kita bagus hanya di bungkusnya, kemasannya saja bagus, tetapi di dalam kenyataanya tidak sesuai dengan harapan. Sampulnya saja dikatakan profesional, isinya sih amatiran. Perlu ada perubahan-perubahan di sepakbola kita, di federasi dan juga klub-klub,” tegas Herry Kiswanto.
Secara lugas, pria kelahiran 25 April 1955 menunjuk pada organisasi. Menurut pelatih yang menangani PSBL Bandar Lampung, seluruh permasalahan dalam sepakbola Indonesia bersumber dari pengelolaan yang belum berjalan dengan benar.
“Terutama federasi harus bersikap tegas, berwibawa dan akurat dalam permasalahan yang sering timbul di sepakbola kita,” tutup Herry Kiswanto yang berharap kasus Kerusuhan Kanjuruhan menjadi momentum yang memprihatinkan untuk memperbaiki secara total sepakbola Indonesia. (raw)
Load more