Jakarta - Pemberitaan desakan mundur pada Ketua Federasi Sepakbola Thailand (FAT), Somyot Poompanmoung tiba-tiba ramai dikaitkan dengan sosok Ketua Umum PSSI, Mochamad Iriawan atau akrab disapa Iwan Bule, Rabu (12/10/2022).
Adapun nama Iwan Bule dikaitkan dengan berita mundurnya Somyot Poompanmoung setelah dinilai ada kesamaan nasib, yaitu sama-sama dianggap gagal membuat Timnas maju.
Untuk diketahui, Somyot Poompanmoung juga tengah mendapatkan tekanan yang sama seperti Iwan Bule, yaitu sama-sama didesak untuk mundur dari jabatannya.
Ketua Federasi Sepakbola Thailand (FAT), Somyot Poompanmoung. (wikipedia)
Jika Iwan Bule memilih menanggapi desakan mundur dengan sinis, Somyot justru merespons desakan dirinya untuk mundur dengan lapang dada.
Menurut Somyot, ia sadar bahwa banyak suara dari publik yang memintanya mundur dari jabatannya sebagai Presiden FAT.
Adapun Somyot mengaku bakal legowo jika ia mundur dari jabatannya.
Tak hanya itu, ia siap membantu siapa saja yang ingin menggantikan posisinya demi mengembangkan kualitas sepak bola di Thailand.
"Saya tidak akan bertahan lama dengan posisi ini. Saya bersedia membantu orang-orang yang memiliki pengetahuan, keahlian dalam sepak bola, prestise dan potensi, datang ke sini untuk membantu FAT berkembang," ujar Somyot, dilansir dari Zing News via bola times.
Somyot bisa saja terhindar dari desakan mundur ini dengan syarat bisa membawa Timnas Thailand meraih prestasi di ajang Piala AFF 2022 dan SEA Games 2023 mendatang.
Didesak Mundur, Iwan Bule Justru Lakukan 'Serangan Balik'
Ketua Umum PSSI, Mochamad Iriawan atau Iwan Bule. (ist)
Sebelumnya, petisi yang mendesak Ketua Umum PSSI, Mochamad Iriawan alias Iwan Bule untuk mundur dari jabatannya menjadi perbincangan panas.
Dalam petisi di situs Change.org, Iwan Bule dianggap sebagai sosok yang harus bertanggung jawab dalam tragedi Kanjuruhan.
Petisi yang mendesak Iwan Bule mundur dari Ketum PSSI sudah ditandatangi 21.183 orang hingga berita ini tayang. Berdasarkan pantauan jumlah masyarakat yang ikut tanda tangan terus bertambah.
Awak media di Malang kemudian mencoba mengonfirmasi soal petisi itu kepada Iwan Bule. Sang Ketum kemudian memberikan respons menohok.
Iwan Bule menilai pihak yang membuat petisi itu hanya mencari sensasi, mengingat tidak mengerti aturan.
"Saya tidak tahu. Coba tanya ke yang bikin petisi. Aturannya sudah ada. Sudah tahu tidak aturannya? Sudah? Dibaca saja di situ (aturan)," kata Iwan Bule kepada wartawan di Stadion Kanjuruhan, Kamis (6/10/2022).
Sebelumnya, Iwan Bule menolak mundur karena ingin bertanggung jawab dalam insiden berdarah yang terjadi di Kanjuruhan. Tragedi memilukan itu membuat desakkan mundur ke Iwan Bule menggema.
Netizen hingga kelompok suporter Tanah Air menilai Iwan Bule sebagai salah satu sosok yang harus bertanggung jawab, atas hilangnya ratusan nyawa di Kanjuruhan.
"Bentuk pertanggung jawaban saya adalah seperti sekarang (di Malang). Ini bentuk tanggung jawab saya sebagai Ketua Umum," kata Iwan Bule ketika ditemui awak media di Malang, Selasa (5/10/2022) sore.
Kementerian Kesehatan melaporkan korban tragedi Kanjuruhan telah mencapai 131 jiwa saat ini. Mereka yang tewas berasal dari kalangan suporter hingga aparat keamanan.
Adapun Iwan Bule pun menegaskan bakal tetap berada di Malang.
Tujuannya memberikan pengawasan sampai kasus yang memalukan dunia sepak bola Tanah Air ini tuntas.
Adapun terkait urusan sepak bola Tanah Air di Jakarta, Iwan Bule mendelegasikan kepada jajarannya di PSSI.
"Saya kalau mau lepas tanggung jawab di Jakarta saja. Ini saya namanya mengunjungi, menunggui anggota gitu ya. Saya di Malang sampai selesai. Salam buat netizen ya," kata Iwan Bule.
Sementara itu, dalam aturan Regulasi Keselamatan dan Keamanan PSSI 2021, ada Pasal 3 Poin D mengenai Tanggung Jawab Penyelenggaraan Liga Indonesia. Disebutkan segala bentuk insiden yang terjadi merupakan tanggung jawab penuh Panita Penyelenggara (Panpel).
"Panpel menjamin, membebaskan, dan melepaskan PSSI (beserta para petugasnya) dari segala tuntutan oleh pihak manapun dan menyatakan bahwa Panpel bertanggung jawab sepenuhnya terhadap kecelakaan, kerusakan dan kerugian lain yang mungkin timbul berkaitan dengan pelaksanaan peraturan ini," demikian bunyi Pasal 3 Poin D, dalam aturan Regulasi Keselamatan dan Keamanan PSSI 2021.
Merujuk aturan di atas, Iwan Bule menilai tragedi Kanjuruhan terjadi akibat lalainya Panpel. Panpel yang dimaksud adalah pihak Arema FCS karena berstatus sebagai tuan rumah ketika menghelat laga melawan Persebaya Surabaya.
“Pertanggungjawaban harus dilakukan oleh Panpel semuanya. Tidak bisa mengaitkan dengan PSSI dan lainnya. Itu sudah ada aturannya,” kata Iwan Bule kepada awak media di Malang, Selasa (4/10/2022). (mir/abs)
Jangan Lupa Tonton dan Subscribe YouTube Tvonenews.com:
Load more