Insiden di homebase Arema, Stadion Kanjuruhan, membuat banyak orang bereaksi dan menuntut pihak yang bertanggung jawab untuk segera menindaklanjuti serta mengusut tuntas kasus berdarah. Reaksi pun bermunculan di media sosial agar Ketua Umum PSSI mengundurkan diri serta saran untuk perbaikan sepakbola nasional.
Setelah Tragedi Kanjuruhan, benih-benih perdamaian antara suporter juga mulai bergaung dari sisi-sisi yang sebelumnya memiliki rekam jejak berseteru pada waktu sebelumnya.
Tiga suporter di kawasan Mataram Raya, yaitu pendukung dari Persis Solo, PSIM Yogyakarta, serta PSS Sleman bersepakat untuk melakukan perdamaian setelah Tragedi Kanjuruhan.
Selain dari kawasan Mataram Raya, kelompok suporter, seperti The Jak (Persija) dan Viking/Bobotoh (Persib) serta Aremania (Arema) dan Bonek (Persebaya), mulai menginisiasi perdamaian.
Tokoh Aremania, Anto Baret, mengatakan, Tragedi Kanjuruhan membuka kesadaran untuk melangkah bersama-sama menuju perdamaian.
Anto mengatakan ia telah berkomunikasi dengan tokoh Bonek, Andie Peci, untuk bersama-sama menyepakati rencana deklarasi perdamaian antara kedua pihak.
"Semua butuh proses. Tapi dengan kesadaran, saudara-saudara kita suporter yang ada di seluruh Indonesia, sudah menyuarakan kedamaian. Mereka menawarkan perdamaian karena melihat saudara-saudara kita menjadi korban," ujar Anto.
"Terima kasih, saudara Bonek, yang begitu banyak berkumpul di Tugu Pahlawan, Surabaya, melakukan tahlil, mendoakan korban Tragedi Kanjuruhan. Terima kasih untuk saudara-saudaraku di seluruh Indonesia. Suporter Indonesia, ini saat kita bertemu," sambung Anto Baret. (ant/raw)
Load more