Jakarta, tvOnenews.com - Benny Dollo tutup usia. Dia dikonfirmasi meninggal dunia oleh eks gelandang Timnas Indonesia, Firman Utina, Rabu (1/2/2023).
Firman Utina mengungkapkan kabar terkini Benny Dollo melalui akun Instagram-nya. Firman mengunggah sebuah foto bersama mendiang yang tengah memegang trofi Copa Dji Sam Soe.
"Selamat jalan om Beni Dollo," demikian isi caption dalam unggahan Firman Utina, yang disertai emoji menangis dan minta maaf.
Benny Dollo merupakan pelatih sarat pengalaman. Dia pernah mengantarkan Timnas Indonesia meraih prestasi.
Dia pernah melatih Timnas Indonesia pada dua kurun waktu terpisah, yakni pada 2000-2001 dan 2008. Benny Dollo terkenal sebagai pelatih yang tegas dan keras pula sewaktu melatih Timnas.
Benny mulai bertugas membentuk tim nasional senior pada 2000, menggantikan Nandar Iskandar yang mengantarkan Pasukan Merah-Putih menjadi runner-up Piala AFF.
Sosok yang akrab dengan panggilan Bendol (singkatan dari namanya, Benny Dollo) mulai menjalankan tugas pada pertandingan resmi di kualifikasi Piala Dunia 2002. Indonesia bergabung Grup 9 dan bersaing dengan China, Maladewa dan Kamboja pada pertandingan kompetisi penuh dan sistem home and away.
Pasukan Benny Dollo dapat mengatasi Maladewa dan Kamboja dengan mudah pada dua pertandingan kandang dan tandang. Tapi Kurniawan Dwi Yulianto dan kawan-kawan tidak mampu menandingi China yang menang 5-1 di Kunming dan 2-0 di Jakarta. Indonesia gagal maju ke putaran kedua kualifikasi.
Setelah gagal pada kualifikasi Piala Dunia 2002 yang berlangsung dalam kurun 01 April sampai 27 Mei 2001, Benny Dollo tidak lagi menjabat pelatih Timnas. Pria asal Bulgaria, Ivan Kolev jadi penggantinya. Berseling dengan Peter Withe, Kolev kembali lagi sebentar, sebelum estafet berlanjut ke Bendol lagi.
Juara Piala Kemerdekaan
Bagian kedua tugas Benny Dollo di Timnas berjalan lebih baik. Kini giliran Bendol menggantikan Ivan Kolev pada 2008. Setelah menjalani tiga pertandingan persahabatan, pria bernama lengkap Benny Selvianus Dollo memimpin Pasukan Garuda menjadi tuan rumah Piala Kemerdekaan 2008 di Jakarta.
Squad Bendol begitu dominan atas dua negara tetangga di Asia Tenggara. Budi Sudarsono dan rekan membantai Kamboja 7-0 dan Myanmar 4-0. Untuk kali pertama, Benny Dollo mempersembahkan gelar juara internasional, meski Piala Kemerdekaan bukan termasuk kejuaraan resmi di bawah FIFA.
Tiga bulan setelah Piala Kemerdekaan, gantian Myanmar mengundang Indonesia hadir di Grand Royal Challenge Cup 2008. Tim Merah-Putih dapat mengatasi Bangladesh tapi tidak mampu menundukkan tuan rumah yang memenangi dua pertandingan, dengan skor kembar 2-1 dan 2-1 dari dua leg final.
Grand Royal Challenge Cup 2008 menjadi pemanasan sebelum Timnas berjuang di Piala AFF. Main di negeri sendiri, Indonesia menempati posisi runner-up Grup A, di bawah Singapura. Pasukan Benny Dollo bertemu Thailand pada semi-final dan menelan dua kekalahan (0-1 di Jakarta dan 1-2 di Bangkok).
Timnas kalah agregat 1-3 dari dua pertandingan. Setelah tak mampu membobol gawang Thailand pada leg pertama, Pasukan Garuda mendapat satu gol pada laga kedua di Bangkok dari bek Nova Arianto (yang kini menjabat asisten pelatih timnas pada era Shin Tae-yong).
Sesudah Piala AFF 2008, Benny Dollo masih melanjutkan tugas pada kualifikasi Piala Asia 2011. Timnas gagal lolos ke putaran final setelah melakukan empat pertandingan selama kurun Januari sampai November 2009 dan berlanjut pada Januari 2010. Kiprah Bendol berakhir pada 03 Maret 2010.
Setelah tidak menjabat di Timnas, lelaki asal Manado, Sulawesi Utara kembali meneruskan kariernya dengan melatih klub-klub di Liga Indonesia. Benny Dollo memoles Persija, Mitra Kukar dan Sriwijaya. Suatu saat, pada 2015, ia kembali jadi pelatih sementara Timnas tapi tanpa pernah bertanding. (raw/hsn/mir)
Load more