MU kemudian dibantai Liverpool 0-5 di Old Trafford pada 24 Oktober 2021 dalam lanjutan Premier League. MU juga kemudian dihajar Watford 0-3 pada 20 November 2021.
Selanjutnya pada 6 Maret 2022, giliran rival sekota Manchester City yang melumat MU 4-1 di Etihad Stadium dalam lanjutan Premier League.
Liverpool lagi-lagi menghajar MU pada 20 April 2022 dalam lanjutan Premier League. Kali ini Liverpool melumat MU 4-0 di Anfield. Terakhir, MU dibikin terkapar dengan skor 0-4 saat bertandang ke markas Brighton & Hove Albion, 7 Mei 2022 lalu.
Bukan skor besar yang paling menyesakkan dada penggemar MU, melainkan cara tim kesayangan mereka bermain. Pemain MU terlalu sering cuma berjalan di lapangan. Sampai manajer mereka, Ralf Rangnick, berulang kali menyatakan skuadnya kehilangan agresi dan tak mau menekan lawan.
Rangnick dijuluki "Godfather-nya gegenpressing” di mana Juergen Klopp, Thomas Tuchel, dan Ralph Hasenhuttl adalah "murid-muridnya" yang malah menerapkan filosofi sepakbola menyerang ini di Liverpool, Chelsea dan Southampton.
Sebaliknya sang Godfather kesulitan membumikan filosofi ini di Old Trafford. Tak ada gegenpressing di MU. Dan fakta ini dikuatkan oleh statistik menyerang Liga Premier yang disebut PPDA (Passes allowed Per Defensive Action).
Ternyata PPDA Setan Merah menempati urutan kelima belas dari 20 tim Premier League. MU membiarkan lawannya rata-rata melepaskan 14,4 umpan sebelum mereka mengintervensi bola. Kondisi yang disinyalir membuat Rangnick 'menyerah'. (abs)
Load more