Insiden terjadi ketika iringan pembawa jenazah Ratu Elizabeth II dalam perjalanan ke London setelah meninggal dunia di kediamannya di Istana Balmoral, Skotlandia. Raja Charles III berjalan di belakang mobil jenazah bersama anak-anak Ratu yang lain, Putri Anne, Pangeran Andrew, dan Pangeran Edward.
Rekaman video menunjukkan beberapa orang kemudian membanting si pengganggu sebelum polisi turun tangan dan menangkap si pria. Untuk meredakan suasana, para pelayat lain lantas menyanyikan Lagu Kebangsaan Britania Raya yang kini telah berganti menjadi “God Save the King”.
Mengenakan baju yang menampilkan simbol Melbourne, pria yang kemungkinan berasal dari Australia, bukan satu-satunya orang yang melakukan protes selama prosesi kematian Ratu Elizabeth II. Polisi setempat telah menangkap total tiga orang karena demonstrasi anti-monarki Britania Raya.
Saat polisi membawa si pria menjauh dari tempat kejadian, rekaman selanjutnya memperlihatkan pengakuan si tersangka. Dengan mengenakan jersey klub sepakbola Australia, Melbourne City, ia terdengar mengatakan kepada petugas polisi: "Saya tidak melakukan kesalahan apa pun".
Namun pria berusia 22 tahun mengaku bahwa ia memprotes kelakuan Pangeran Andrew yang pernah tersangkut kasus kekerasan seksual. “Pria kuat seharusnya tidak diizinkan melakukan kejahatan seksual dan lolos begitu saja,” ujar penyela yang mengaku bernama Rory, mengacu pada tuduhan terhadap putra Ratu.
Tuduhan terhadap Pangeran Andrew berkaitan dengan laporan Virginia Giuffre. Pengacara Giuffre menuduh, Pangeran Andrew memaksa nona Virginia berhubungan seks di sebuah properti milik Ghislaine Maxwell ketika dia baru berusia 17 tahun.
Sebagai akibat dari tuduhan, Ratu Elizabeth II mencopot gelar militer Pangeran Andrew. Namun sang pangeran masih membantah tudingan meski kini tidak lagi menghadapi persidangan pidana setelah mencapai penyelesaian di luar pengadilan dengan penuduhnya. (raw)
Load more