tvOnenews.com - FIFA mengumumkan dimulainya proses bidding alias tawaran untuk tuan rumah Piala Dunia 2034.
Pengumuman bidding itu bersamaan dengan diumumkannya tuan rumah bersama Piala Dunia 2030 dari Maroko, Portugal dan Spanyol serta edisi khusus 100 tahun Piala Dunia dengan menyelenggarakan pertandingan khusus di Uruguay, Paraguay dan Argentina.
Bahkan FIFA memastikan tuan rumah akan menjadi milik negara Asia dan Oseania dengan penawaran khusus pada AFC dan OFC.
Berbagai negara pun telah terang-terangan ketertarikannya pada bidding tersebut. Dari mulai Arab Saudi, hingga Australia.
Namun terbuka bagi negara lain, bahkan Indonesia, untuk menjadi tuan rumah bersama seperti yang dilakukan saat Piala Dunia Basket 2023 bersama Jepang dan Filipina beberapa waktu lalu.
Meski demikian, ternyata Indonesia tak difavoritkan menjadi tambahan bantuan bagi negara yang tertarik untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia 2034.
Sebut saja media Australia, The Sydney Morning Herald yang terang-terangan menuliskan Indonesia tak bisa menjadi tuan rumah bersama bagi Australia.
Artikel berjudul "Bagaimana Singapura dan Malaysia bisa membawa bantuan bagi Piala Dunia FIFA untuk Australia" yang ditulis oleh Vince Rugari berisi tentang negara yang tepat untuk mendampingi Australia.
Salah satu sorotan terbesar adalah bagaimana Tragedi Kanjuruhan, yang sudah satu tahun terjadi, menjadi alasan kuat menjauhnya Australia dari Indonesia untuk menjadi tuan rumah bersama Piala Dunia.
"Hal ini (tragedi Kanjuruhan) melemahkan ambisi lama Australia untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia, rencana penawaran tuan rumah bersama antara Australia, Indonesia dan Selandia Baru untuk edisi 2034 yang muncul kini tergelincir," tulis Rugari.
Belum lagi dengan batalnya Piala Dunia U-20 Indonesia yang erat dengan politik. Meski tak secara gamblang, namun FIFA menarik Indonesia sebagai tuan rumah setelah pihak-pihak di Indonesia keberatan dengan Israel sebagai tim peserta Piala Dunia U-20.
"Kontroversi Piala Dunia U-20, menjadi pukulan telak bagi reputasi Indonesia di dunia sepak bola, yang dikacaukan oleh korpusi selama bertahun-tahun, campur tangan politik, dan potensi yang terbuang sia-sia," lanjut artikel tersebut.
Sebenarnya, Australia percaya diri maju dalam bidding dengan keberhasilan terlaksananya Piala Dunia Wanita 2023 Australia Selandia Baru.
Namun perbedaan persyaratan membuat Australia mau tak mau mencari negara lain yang memiliki stadion sampai 40 ribu kursi. Padahal, tak sedikit stadion di Indonesia yang memiliki kapasitas serupa, sebut saja Stadion Gelora Bung Karno, Stadion Gelora Bung Tomo, hingga Jakarta International Stadium.
Dok. ANTARA/REUTERS/Dylan Martinez
Australia jelas tak ingin mengambil risiko jika akhirnya gagal dalam bidding jika menggaet Indonesia. Sebab inilah yang membuat artikel tersebut menuliskan Malaysia dan Singapura sebagai negara terbaik untuk digandeng menghadap FIFA.
Kantor AFC yang berada di Malaysia serta hubungan bilateral yang baik antara Australia dan Malaysia menjadi dua dari banyak alasan Australia bisa menggaet Negeri Jiran.
Selain itu, Singapura yang tak berlokasi jauh dari Malaysia pun bisa menjadi tambahan bala bantuan untuk pasangan Malaysia sebagai tuan rumah bersama.
"Jika Malaysia menyetujuinya, hal ini akan memberikan kepercayaan diri bagi para pemimpin Singapura, Selandia Baru, dan Australia untuk maju bersama," lanjut artikel tersebut. (hfp)
Load more