tvOnenews.com - Sebanyak 800 ribu orang telah menandatangani petisi untuk pembekuan wasit Iran berpaspor Australia, Alireza Faghani atas kepemimpinannya di laga Irak kontra Yordania di babak 16 besar Piala Asia.
Keputusan Alireza Faghani berujung kontroversi setelah memberikan kartu merah pada striker Irak, Aymen Hussein.
Hal ini berawal dari ketika Irak menghadapi yordania di babak 16 besar Piala Asia 2023. Saat itu, Yordania melakukan selebrasi dengan duduk bersama dan bergestur seperti tengah makan bersama ketika Yazan Al Naimat mencetak gol penyeimbang.
Aymen Hussein kemudian mencetak gol yang membawa Irak unggul 2-1 untuk sementara. Melakukan selebrasi yang sama, Alireza Faghani justru memberikan kartu kuning kedua alias kartu merah pada Aymen Hussein.
Hal ini membuat Yordania melawan Irak yang berisi 10 pemain. Dua gol pun bersarang ke gawang Irak pada menit tambahan akhir pertandingan.
Irak pun tersingkirkan dari Piala Asia dan berujung pada keributan tak hanya di dalam tapi juga di luar lapangan.
Dilansir dari laman Inside World Football, petisi pun dilakukan melalui laman Chareg. Wasit Alireza Faghani dianggap melakukan penyalahgunaan keputusan karena tak seharusnya memberikan kartu kuning kedua pada Aymen Hussein.
Kritikan pun semakin besar karena Yordania yang melakukan selebrasi serupa tak mendapatkan peringatan dari sang wasit.
Usai pertandingan pelatih Irak Jesus Casas pun melakukan kritik atas wasit tersebut. Dia menyebut kecewa atas keputusan wasit karena membuat pemainnya mandi lebih cepat.
"Kami melihat Yordania melakukan cara yang sama dan wasit tak memberikan kartu apapun. Momen kartu merah (pada Aymen Hussen) membuat kami terpaksa melakukan perubahan pada pertahanan dimana seharusnya kami tak melakukan itu," kata Jesus Casas.
Tak hanya berimbas wasit, Federasi Sepak Bola Australia pun terkena dampak karena mendapatkan tekanan di sosial media mereka.
Dalam pernyataannya, Federasi Australia membela Alireza Faghani dengan memberikan dukungan penuh. (hfp)
Load more