Jakarta, tvOnenews.com - Legenda sepak bola Italia, Fabio Cannavaro, merasa heran Juventus mencoba jual pemain sehebat Federico Chiesa di bursa transfer musim panas.
Si Nyonya Tua sedang beraksi dengan aktif di bursa transfer musim panas, seiring dengan kedatangan Thiago Motta sebagai pelatih baru.
Sejauh ini, mereka telah mendatangkan tiga pemain baru di bursa transfer musim panas, yaitu Michele Di Gregorio, Douglas Luiz, dan Khephren Thuram.
Juventus masih memburu sejumlah nama di bursa transfer, seperti Jean-Clair Todibo dari OGC Nice dan Teun Koopmeiners dari Atalanta.
Namun, mereka butuh menjual pemain di bursa transfer musim panas dan Federico Chiesa termasuk di antaranya.
Kontrak Chiesa bersama Si Nyonya Tua akan berakhir pada musim panas tahun depan, dan Thiago Motta tidak menganggapnya sebagai pemain vital dalam skuad untuk musim ini.
Meski begitu, Fabio Cannavaro, yang juga merupakan mantan bek Juve, mengaku heran mengapa Si Nyonya Tua bersedia melepas Chiesa begitu saja.
Sebab, menurutnya, pemain Timnas Italia itu merupakan salah satu striker terbaik yang dimiliki Italia pada saat ini.
“Awalan itu menjanjikan bersama sang pelatih baru dan ide-ide baru,” kata Cannavaro, mengomentari era baru Juve di bawah asuhan Motta ketika berbicara dengan La Gazzetta dello Sport.
“Namun, ketika saya membaca bahwa mereka ingin menjual Chiesa, salah satu striker Italia terbaik, saya kebingungan. Tentu saja, Juventus tidak bisa menghabiskan banyak waktu tanpa kemenangan,” tukas Cannvaro.
Cannavaro kemudian berkomentar soal Motta, yang diharapkan bisa mengembalikan kejayaan Juventus, yang sudah berpuasa gelar sejak musim 2019/2020 silam.
“Tidak ada seorang pun yang menciptakan apa pun dalam sepak bola. Seorang pelatih bagus yang mampu mengeluarkan pemain terbaik; sisanya hanyalah perikalanan,” kata peraih Ballon d’Or 2006 itu.
“Motta luar biasa dalam mengeluarkan kemampuan terbaik sekelompok pemain yang bukannya dari kasta terbaik,” sambung Cannavaro, merujuk kepada kesuksesan Motta di Bologna.
“Kini, dia perlu melakukan hal yang sama di Juventus dan akan memerlukan beberapa orang untuk bersinkronisasi dalam prinsip yang baru. Penguasaan bola di separuh lapangan milik lawan dengan garis pertahanan tinggi,” pungkasnya. (rda)
Load more