Jakarta tvOnenews.com - Rekan setim Pratama Arhan di Suwon FC, Son Jun-ho dihantui sanksi larangan bermain seumur hidup lantaran diduga terlibat pengaturan skor.
Kronologi rekan satu tim Pratama Arhan, Son Jun-ho atas sanksi tersebut berawal dari laporan Federasi Sepak Bola China (CFA).
Dilansir dari Korea Times, China melayangkan surat resmi kepada FIFA untuk memberikan ban atau larangan kepada pemain Korea Selatan tersebut.
Seorang pejabat Federasi Sepak Bola Korea (KFA) mengatakan jika PSSI-nya China (CFA) telah mengirimkan dokumen resmi kepada FIFA dan AFC pada hari Rabu (11/9/2024).
CFA mengumumkan bahwa Son Jun-ho menjadi salah satu dari 43 orang yang dilarang seumur hidup dari semua kegiatan terkait sepak bola karena adanya pengaturan skor.
Son disanksi oleh CFA karena terlibat dalam transaksi ilegal dan memanipulasi hasil pertandingan ketika membela klub asal China, Shandong Taishan FC.
Gelandang asal Korea Selatan berusia 32 tahun tersebut membela Shandong Taishan FC pada 2021 hingga 2023 lalu.
Pemain Korea Selatan yang turut bermain di Piala Dunia 2022 itu ditahan oleh otoritas China pada bulan Mei 2023 atas tuduhan penyuapan dan dibebaskan pada bulan 2024.
Setelah menjalani masa tahanannya, Son Jun-ho menjalin kontrak untuk bermain bersama Suwon FC di K League pada musim ini.
Kendati begitu, kejadian yang kembali diungkit oleh CFA itu berimbas kepada pemecatan dirinya dari skuad Suwon FC.
Kendati begitu, pemain berusia 32 tahun itu muncul ke publik dengan mengaku jika dirinya tidak bersalah atas tuduhan yang dilayangkan CFA tersebut.
Son Jun-ho menuduh jika polisi China memaksanya mengakui tuduhan suap palsu dengan mengatakan bahwa dirinya diancam jika istrinya akan ditangkap kecuali ia mengaku menerima suap.
Son juga mengatakan bahwa sebelum persidangan, seorang hakim menawarinya pembebasan cepat dengan imbalan pengakuannya menerima uang tunai sebesar 200.000 yuan atau setara dengan Rp400 juta.
Pengakuannya itu hanya berisi terkait dakwaan penyuapan tetapi tidak pengaturan pertandingan dan membuat Son menyetujui kesepakatan itu serta dipulangkan setelah 10 bulan di penjara.
Son mengatakan bahwa ia terkejut bahwa CFA telah melarangnya karena pengaturan pertandingan.
Ia justru mengaku tidak pernah sekalipun melakukan pengaturan pertandingan dan otoritas China gagal memberikan bukti apa pun bahwa ia terlibat dalam skema pengaturan pertandingan.
Kendati begitu, ia mengakui pernah menerima 200.000 yuan dari rekan setimnya di Shandong, Jin Jing-dao, beberapa hari setelah pertandingan pada Januari 2023 yang menurut polisi telah diatur.
Son mengatakan ia tidak ingat persis mengapa Jin mengiriminya uang tersebut, tetapi bersikeras bahwa transaksi tersebut tidak dilakukan untuk alasan ilegal apa pun.
Ketika ditanya pada hari Kamis (12/9/2024) tentang pernyataan Son bahwa ia membuat pengakuan paksa, juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Mao Ning mengatakan jika China adalah negara yang menjunjung tinggi aturan hukum.
"Pihak berwenang kehakiman di Tiongkok menangani kasus-kasus sesuai dengan hukum yang berlaku, dan sepenuhnya melindungi hak-hak dan kepentingan hukum orang yang bersangkutan," ujar Mao Ning dikutip dari Korea Times, Sabtu (14/9/2024).
Jika FIFA merestui surat yang dilayangkan CFA itu, maka karier pesepak bola rekan setim Pratama Arhan bakal tamat di usianya yang menginjak 32 tahun.(igp/hfp)
Load more