Jakarta, tvOnenews.com - Francois Letexier, sosok yang menyebabkan Timnas Indonesia gagal tampil di Olimpiade Paris 2024 kembali menjadi buah bibir.
Pada Mei 2024 lalu, Timnas Indonesia U-23 sedang berupaya menuju ke putaran final Olimpiade Paris 2024 setelah tampil apik di Piala Asia U-23 2024.
Skuad asuhan Shin Tae-yong itu berhasil menembus empat besar di Piala Asia U-23 2024, hanya selangkah lagi menuju ke Olimpiade Paris 2024.
Namun sayang, Garuda Muda gagal lolos ke putaran final setelah tiga kali kalah dari Uzbekistan, Irak, dan Guinea.
Timnas Indonesia U-23 finis keempat setelah kalah 1-2 dari Irak di perebutan tempat ketiga Piala Asia U-23 2024, sehingga harus melalui laga playoff interkontinental kontra Guinea.
Dalam laga kontra Guinea, Garuda Muda menderita kekalahan lagi dengan skor 0-1 di Paris, namun diiringi dengan sejumlah keputusan yang merugikan.
Francois Letexier, wasit yang memimpin laga itu, membuat sejumlah keputusan yang patut dipertanyakan karena memberikan penalti kepada Guinea yang menjadi penentu kemenangan mereka.
Pelanggaran Witan Sulaeman terlihat terjadi di luar kotak penalti, namun Letexier tetap memberikan penalti yang sukses dieksekusi oleh Ilaix Moriba.
Tak hanya itu, Letexier juga memberikan penalti kedua kepada Guinea karena menganggap Alfeandra Dewangga melakukan pelanggaran.
Padahal, Dewangga melakukan tekel yang bersih jika dilihat dari tayangan ulang karena mendapatkan bola.
Shin Tae-yong pun memprotesnya hingga mendapatkan kartu merah dari Letexier akibat aksinya tersebut.
Algassime Bah gagal mengeksekusi penalti, dengan tembakannya menghantam tiang gawang. Namun, Timnas Indonesia U-23 tetap tidak mampu menyamakan kedudukan dan gagal ke Olimpiade Paris 2024 karena kalah 0-1.
Kini, pada bulan Oktober 2024, hampir lima bulan setelah kejadian tersebut, Letexier kembali menjadi perbincangan.
Wasit asal Prancis itu memimpin laga Liga Champions antara RB Leipzig dan Juventus di Red Bull Arena, Kamis (3/10/2024) dini hari WIB.
Laga itu berhasil dimenangkan oleh Juventus dengan skor 3-2, namun Bianconeri perlu berjuang keras untuk itu.
WE NEVER BACKED DOWN ?#RBLJuve [2-3] #UCL pic.twitter.com/Ehv7dokgF8— JuventusFC ???? (@juventusfcen) October 2, 2024
Benjamin Sesko membawa Leipzig unggul pada menit ke-30, namun Dusan Vlahovic menyamakan skor untuk tim tamu pada menit ke-50.
Pada menit ke-59, Juve harus merugi karena Michele Di Gregorio dikartu merah setelah dianggap menyentuh bola di luar kotak penalti.
Setelah mengusirnya, Letexier memberikan penalti untuk Leipzig karena Douglas Luiz terlihat melakukan handball di kotak terlarang ketika Juventus sedang bertahan dalam situasi tendangan bebas.
Gol penalti Sesko membawa Leipzig kembali unggul pada menit ke-65, namun Vlahovic lagi-lagi menyamakan skor melalui tendangan apiknya dari luar kotak penalti pada menit ke-68.
DV9⃣ with the leveller (again) in Leipzig ?#RBLJuve [2-2] #UCL pic.twitter.com/IOSRNelZH8— JuventusFC ???? (@juventusfcen) October 2, 2024
Pada menit ke-82, Juventus berbalik unggul melalui aksi Francisco Conceicao, dan bertahan dengan 10 orang hingga laga berakhir. Skor 3-2 berhasil dipertahankan oleh pasukan Thiago Motta.
Keputusan Letexier pun banyak diprotes warganet, dengan akun @h2p_krecik menganggap sang wasit tak boleh memimpin laga lagi.
“Hey UEFA, Francois Letexier tak seharusnya memimpin sebuah pertandingan lagi,” katanya di media sosial X.
“Tambahkan dia kepada daftar hitam: Michael Oliver, Francois Letexier,” kata akun @daniejuve.
(rda)
Load more