Tidak hanya bercerita tentang pertandingan dengan Italia pada turnamen satu laga, “Finalissima”, pada Rabu (01/06/2022) malam, atau pandangannya mengenai Piala Dunia 2022 dan 2026, Lionel Messi pun bicara keras. Ia tak sangsi menyatakan pendapatnya dengan mengkritik banyak pihak dalam kariernya.
Mengenai musim pertamanya bersama Paris Saint-Germain, Leo Messi mengaku, “Ini musim yang sulit. Tidak mudah untuk beradaptasi di tempat baru. Setelah berada di tempat yang sama hampir sepanjang hidup saya, tidak mudah beradaptasi dalam usia saya sekarang.”
“Mungkin lebih mudah beradaptasi bila Anda masih muda dan Anda memang ingin. Tapi pada saat pindah, saya tidak mau, saya tidak membayangkan dan tidak memikirkan untuk pindah,” lanjut pria yang tinggal di Barcelona sejak usia tamat Sekolah Dasar dan tak pernah pindah lagi sampai ia pergi ke PSG.
Leo Messi juga bercerita bagaimana ia dan istrinya, Antonella Roccuzzo menangis terharu saat dua anak tertua mereka, Thiago dan Mateo, mulai masuk sekolah di Paris. “Anak-anak mungkin cepat berbaur dan lebur pada lingkungan baru. Tapi kami tetap merasa kesulitan karena kami tidak mengerti apa-apa.”
Kepindahan ke Paris bukan rencana Lionel Messi sejak awal. Ketika kontraknya selesai di Barcelona, Leo Messi masih berharap pembicaraan dengan pihak klub akan menahan ia tetap membela Barca dengan ikatan kerja baru, betapa pun keadaan dan berapa pun nilai kerja samanya. Tapi harapannya tak terjadi.
"Apa yang terjadi, sudah terjadi dan itu sulit. Ini perubahan yang sulit. Saya memiliki segala hal di Barca. Saya pindah ke Barcelona saat saya masih sangat muda. Apalagi saya tinggal lebih banyak di Barcelona daripada di Argentina. Sebenarnya saya tidak berencana untuk pergi,” ucap La Pulga terus-terang.
Walau lebih lama menetap di Barcelona daripada Argentina, Leo Messi sangat mencinta negaranya. Ia telah memperkuat tim nasional selama hampir 18 tahun dan merupakan top scorer dan top assister. Namun hampir selama membela negaranya, ia kerap mendapat kritik dari media.
"Kritik untuk pemain nasional sangat tidak adil. Kami memberikan segala hal saat di tim nasional tapi kami sering mendapat perlakuan tak enak. Rekan-rekan tidak pantas mendapat kritik tak adil karena mereka telah melakukan hal-hal penting," lanjut Messi tentang target menjuarai Piala Dunia 2022.
Media Argentina dan banyak pendukung sangat berharap, Messi cs dapat mengakhiri penantian panjang untuk mengangkat Piala Dunia. Setelah di negeri sendiri pada 1978 dan di Mexico 1986, Albiceleste belum jadi pemenang lagi walau sudah dua kali berhasil menembus sampai final, yakni 1990 dan 2014.
Dalam dua final, 1990 di Italia dan 2014 di Brasil, Argentina kalah oleh lawan yang sama, Jerman. Bagi Messi, Piala Dunia 2014 terasa lebih menyakitkan karena ia memimpin sebagai kapten bagi squad arahan pelatih Alejandro Sabella.
Bicara tentang tim nasional, Leo Messi mengaku sangat kehilangan sahabatnya yang selama ini menjadi rekan sekamarnya bila membela tim nasional, Sergio Kun Aguero. Lantaran sakit jantung, Kun Aguero terpaksa pensiun dini dari sepakbola padahal ia dan Messi bertekad untuk jadi juara Piala Dunia bersama pada 2022.
"Saya rindu Kun dalam segala hal. Saya sangat suka bermain dengan ia. Saya berada di samping ia sepanjang hari. Kami bangun bersama, kami pergi tidur bersama dan kenyataannya adalah ya, saya merindukan ia," tandas Lionel Messi tentang sahabatnya sejak masih main untuk tim nasional junior Argentina. (raw)
Load more