Rencana berjalan lancar pada permulaan. Berstatus unggulan di Grup C Piala Dunia 1998, Prancis tampil gemilang pada semua pertandingan. Tim Ayam Jago mematuk Afrika Selatan dengan skor 3-0 pada penampilan pertama di Lens, lalu menaji Arab Saudi, lebih telak, 4-0 di Toulouse. Les Bleus lolos ke babak 16 Besar.
Bahkan pada pertandingan terakhir grup, Les Bleus melengkapi dominasi dengan kemenangan 2-1 atas Denmark di Lyon. Dengan tiga kemenangan atau hasil 100 persen, Prancis menguatkan predikat sebagai juara Grup C dan pantas jadi unggulan saat bersua Paraguay, runner-up Grup D pada babak selanjutnya.
Namun pertandingan putaran 16 berjalan tidak seperti fase grup. Dengan memakai sistem gugur, semua tim berjuang keras untuk tidak kalah agar terus bertahan di Piala Dunia 1998. 28 Juni 1998, Paraguay pun berusaha melawan tuan rumah dengan memaksakan skor tanpa gol sampai seluruh waktu normal.
Dalam keadaan imbang 0-0, dua negara melanjutkan pertarungan ke babak tambahan (extra time). Untuk kali pertama sepanjang sejarah Piala Dunia, FIFA menerapkan aturan mati mendadak (sudden death) alias tersingkir bagi tim yang kebobolan oleh sebuah gol pada menit kapan pun pada extra time.
FIFA memakai istilah gol emas (golden goal) untuk bola yang masuk ke gawang pada extra time dan jadi penentu hasil akhir. Jika gol emas tercipta, pertandingan otomotis selesai tanpa menunggu sisa waktu yang tersedia. Tim yang mencetak gol pun berhak jadi pemenang dan maju ke putaran selanjutnya.
28 Juni 1998, Prancis melawan Paraguay di kota Lens. Extra time sudah memasuki bagian kedua. Skor masih 0-0. Dua tim sudah memasukkan beberapa pemain pengganti untuk menambah kekuatan. Waktu tinggal tersisa enam menit sebelum wasit harus mencari jalan lain untuk menentukan hasil akhir.
Andai terus imbang tanpa gol, dua tim harus bertarung terus sampai babak lanjutan, yakni adu sepak penalti. Tapi menit 114, Prancis menyerang. Hampir semua pemain maju, termasuk bek tengah Laurent Blanc yang memerankan tugas yang sudah lama hilang dari sepakbola modern, peran seorang libero.
Penyerang sayap yang baru masuk, Robert Pires, berperan mengolah bola. Pires lalu mengangkat si kulit bulat ke arah kepala David Trezeguet. Dengan jeli, striker muda Trezeguet melanjutkan dengan sundulan lembut kepada Laurent Blanc yang lantas menghajar dengan tendangan akurat ke gawang Paraguay.
Gol. 28 Juni 1998, Laurent Blanc membuat sejarah. Ia menjadi pemain pertama mencetak golden goal di Piala Dunia. Prancis menang dramatis 1-0, dan seketika mendepak Paraguay. Tuan rumah meluncur ke perempat-final yang kemudian menjadi titik penting dalam perjalanan Tim Ayam Jago menuju impian.
Berkat gol Blanc, squad arahan pelatih Aime Jacquet melewati kesulitan pertama sebelum melanjutkan tugas melalui tantangan-tantangan pada perempat-final, semi-final hingga final. Dan kepastian gol emas memberi penonton punya kesempatan lebih lama untuk melihat rutinitas unik bek pemakai nomor 5.
Sebab sebelum membuat gol bersejarah pada putaran 16 Besar, Laurent Blanc sudah jadi aktor cerita yang mengundang senyum. Selama perhelatan France ’98, pria kelahiran 19 November 1965 selalu memulai pertandingan dengan mencium kepala botak rekannya di lini belakang, kiper Fabien Barthez.
Cerita bertambah manis pada Minggu, 28 Juni 1998. Laurent Blanc menghadiahi Fabien Barthez yang sedang merayakan ulang tahun ke-27 dengan kado bertumpuk: kecupan di jidat, doa, lalu yang istimewa ialah golden goal bersejarah di Piala Dunia, yang membuka jalan Prancis menuju gelar juara pertama FIFA World Cup di negeri sendiri. (raw)
Load more