Staf pelatih juga mengajarkan peraturan-peraturan. “Kami batasi penggunaan telepon seluler. Selain itu, kami juga menjaga disiplin mereka dengan ibadah bersama-sama. Untuk pemain non-muslim, setiap hari minggu, kami memberi kesempatan ke gereja, kami siapkan kendaraan,” imbuh Bima Sakti.
“Contoh lain untuk I Komang Ananta Krisna Putra. Setiap minggu, kami antar dia naik mobil ke Pura. Hal terpenting ialah ibadah. Kami juga edukasi ke pemain untuk jangan cepat puas, jangan sombong,” sambung mantan pemain dan kapten Timnas era 1990-an dan 2000-an.
Bima Sakti juga mencontohkan sikap hormat terhadap rekan seprofesi. “Kemarin tiba-tiba Marselino Ferdinan kirim pesan whatsapp ke saya, mengucapkan selamat atas kemenangan pada pertandingan melawan Filipina, semoga berikutnya lebih baik,” buka Bima Sakti.
“Saya ceritakan itu ke pemain. Itu menjadi contoh, mudah-mudahan ada Marselino-marselino lain yang bisa teruskan tradisi seperti itu dari tim ini,” beber Bima tentang contoh kedekatan di antara seluruh awak Timnas, bahkan terhadap rekan yang telah meninggal dunia, yakni Alfin Lestaluhu.
“Hampir tiga tahun, Alfin meninggalkan kita semua, banyak kenangan dengan dia. Satu yang paling saya ingat adalah saat dia dengan berani menghampiri saya dan bilang ke saya, untuk mengambil tendangan penalti melawan Vietnam di Chonburi,” cerita pelatih yang kini berusia 46 tahun.
Load more