Kepada media Jerman, Kicker, Lahm mengatakan: “Saya bukan bagian dari delegasi Jerman dan saya tidak akan terbang ke sana sebagai penggemar. Saya pilih mengikuti Piala Dunia dari rumah saja.”
“Hak-hak asasi manusia seharusnya berperan penting dalam penunjukan tuan rumah sebuah turnamen. Jika sebuah negara mendapat penilaian sebagai pelanggar terburuk untuk kasus hak asasi manusia, anda harus mulai berpikir untuk menggunakan kriteria ini dalam membuat keputusan,” lanjut Philipp Lahm.
Sebelum Lahm, Eric Cantona juga menyatakan boikot. Mantan bintang Prancis dan legenda Manchester United menunjuk kasus kematian banyak pekerja dalam proses pembangunan stadion-stadion di Qatar sebagai masalah serius. Cantona memandang ada pelanggaran dalam sistem pekerja.
Cantona bahkan bersikap lebih ekstrem. Mantan pemain berjuluk The King menegaskan tidak akan menonton karena tidak menganggap kegiatan di Qatar 2022 sebagai Piala Dunia sesungguhnya.
"Jujur saja, saya tidak peduli tentang Piala Dunia di Qatar, yang bagi saya bukan Piala Dunia sesungguhnya," Cantona berkata kepada The Mail.
"Saya tidak menentang ide pelaksanaan Piala Dunia di negeri yang memungkinkan pengembangan dan promosi sepakbola, seperti di Afrika Selatan pada 2010 dan di Amerika Serikat pada 1994. Tapi di Qatar, tak ada potensial seperti itu. Tak ada. Yang ada hanya soal uang,” kritik Eric Cantona.
"Semua tentang uang. Dan cara mereka memperlakukan orang-orang yang telah membangun stadion, sungguh mengerikan. Dan ribuan orang sudah mati. Dan kita masih ingin merayakan Piala Dunia,” cerca Eric Cantona yang gagal tampil di Piala Dunia 1994 karena Prancis tidak lolos. (raw)
Load more