Aturan pertandingan Piala Asia pun tidak mengenal adu penalti untuk menentukan hasil akhir bila dua tim bermain sama kuat. Saat situasi mengambang, Raja Thailand, Bhumibol Adulyadej, selaku tuan rumah kejuaraan, lantas membuat keputusan.
Sang raja menetapkan dan menobatkan dua finalis sebagai juara bersama. Bhumibol Adulyadej mendasari keputusannya pada status Indonesia yang menjadi juara pada Grup A dan Burma (Myanmar) selaku pemenang Grup B.
Peristiwa unik di Thailand, yang melibatkan raja negara tuan rumah dalam memutuskan pertandingan sepakbola internasional, meninggalkan sejarah bagi Indonesia. Untuk kali pertama, dan belum terulang, Timnas U-20 menjadi juara di kejuaraan tertinggi benua Asia.
Sejarah di Piala Asia U-20 1961 melengkapi sukses di kejuaraan lain. Timnas level senior menyambar dua prestasi membanggakan pada tahun yang sama. Squad asuhan Toni Pogacnik dan Djamiaat berhasil menjadi juara Pestabola Merdeka di Malaysia seusai mengalahkan tuan rumah dengan skor 2-1 di final.
Berikutnya Indonesia keluar sebagai juara pada turnamen Aga Khan Gold Cup 1961 di Bangladesh. Timnas senior juga mengalahkan tuan rumah, dengan menang telak 5-0 atas Pakistan. (hsn/raw)
Load more