Jakarta – Indonesia kembali ke Piala Asia U-20. 61 tahun sejak 1961, mungkinkah Timnas U-20 mengulang prestasi unik saat meraih predikat juara bersama? Begini ceritanya.
Tim nasional (timnas) sepakbola Indonesia usia di bawah 20 tahun (U-20) berhasil lolos ke putaran final Piala Asia U-20 2023. Timnas U-20 maju secara otomatis ke Uzbekistan sebagai juara Grup F setelah menang 3-2 atas Vietnam pada pertandingan terakhir kualifikasi di Gelora Bung Tomo, Surabaya.
Secara beruntun, Timnas U-20 hadir di Piala Asia setelah menjadi tuan rumah perhelatan pada 2018. Kejuaraan dua tahunan tertunda pada 2020 karena wabah covid-19 yang melanda Asia, termasuk Uzbekistan. Setelah pandemic mereda, Indonesia kemudian berhasil lolos ke pementasan 2023.
Berhasil lolos ke Piala Asia U-20 2023 di Uzbekistan, bisakah Timnas menoreh kembali sejarah manis, seperti generasi masa lalu kala mengantar Indonesia menjadi juara di Piala Asia U-20 pada 1961?
Sejarah 61 Tahun Lalu
Piala Asia U-20 memasuki penyelenggaraan ketiga pada 1961 di Thailand. Setelah absen pada edisi inaugurasi, 1959, Timnas Indonesia langsung menempati peringkat keempat pada perhelatan kedua, dan siap memasuki kejuaraan ketiga yang berlangsung selama 10 sampai 20 April di Bangkok, Thailand.
Indonesia mengerahkan 18 pemain terbaik di Kejuaraan Piala Asia U-20 1961. Squad Garuda bermateri Hardi Purnomo, Faisal Jusuf, Sonny Sandra, Idris Mappakaja, Rasjid Dahlan, Ipong Silalahi, Willem Souw, Djumadio, Andjiek Alinurdin, dan Bob Hippy.
Duet pelatih Toni Pogacnik dan Djamiaat Dhalhar juga membawa Kuswanadji, Pirngadi, Suwardjo, M. Bogor, Saptono, Hussein, Suparno, dan Agam. Timnas U-19 berjuang di bawah arahan Ketua Umum PSSI, Abdul Wahab Djojohadikoesoemo.
Dengan fase grup, Indonesia berhasil menjadi juara. Pasukan Garuda Muda juga mengalahkan Vietnam Selatan 2-0. Timnas U-20 berhasil keluar sebagai juara Grup A dengan catatan 6 poin dari empat pertandingan melawan Korea Selatan, Vietnam, Singapura, dan Jepang.
Turut Campur Raja Thailand
Pada laga final Piala Asia U-20 1961, Indonesia bertemu Burma (nama lama Myanmar) yang keluar sebagai juara Grup B. Pertandingan pada 20 April 1961 berakhir imbang tanpa gol. Dunia sepakbola pada era awal 1960-an belum mengenal aturan perpanjangan waktu untuk memecahkan deadlock.
Aturan pertandingan Piala Asia pun tidak mengenal adu penalti untuk menentukan hasil akhir bila dua tim bermain sama kuat. Saat situasi mengambang, Raja Thailand, Bhumibol Adulyadej, selaku tuan rumah kejuaraan, lantas membuat keputusan.
Sang raja menetapkan dan menobatkan dua finalis sebagai juara bersama. Bhumibol Adulyadej mendasari keputusannya pada status Indonesia yang menjadi juara pada Grup A dan Burma (Myanmar) selaku pemenang Grup B.
Peristiwa unik di Thailand, yang melibatkan raja negara tuan rumah dalam memutuskan pertandingan sepakbola internasional, meninggalkan sejarah bagi Indonesia. Untuk kali pertama, dan belum terulang, Timnas U-20 menjadi juara di kejuaraan tertinggi benua Asia.
Sejarah di Piala Asia U-20 1961 melengkapi sukses di kejuaraan lain. Timnas level senior menyambar dua prestasi membanggakan pada tahun yang sama. Squad asuhan Toni Pogacnik dan Djamiaat berhasil menjadi juara Pestabola Merdeka di Malaysia seusai mengalahkan tuan rumah dengan skor 2-1 di final.
Berikutnya Indonesia keluar sebagai juara pada turnamen Aga Khan Gold Cup 1961 di Bangladesh. Timnas senior juga mengalahkan tuan rumah, dengan menang telak 5-0 atas Pakistan. (hsn/raw)
Load more