Qatar saat ini berada di bawah tekanan kuat atas perlakuannya terhadap pekerja asing, undang-undang sosial yang membatasi, dan hak-hak LGBT yang menyebabkan banyak tim peserta Piala Dunia 2022 ikut menyuarakan keprihatinannya meski Qatar membantah isu eksploitasi tersebut.
Bulan lalu, tim nasional Australia ikut bersuara menentang catatan Qatar terkait hak asasi manusia, sementara para pemain Denmark tidak akan membawa keluarga mereka ke Piala Dunia 2022 sebagai bentuk protes terhadap Qatar.
Awal bulan November ini, FIFA mendesak para negara peserta Piala Dunia untuk tetap fokus pada sepakbola dan tidak menghiraukan politik di sekitar negara tuan rumah Qatar.
Hal ini juga disetujui oleh kapten negara Prancis, Hugo Lloris. Lloris mengatakan terlalu banyak tekanan kepada para pemain untuk memprotes Piala Dunia Qatar mendatang.
“Jujur, saya setuju (dengan FIFA). Terlalu banyak tekanan pada para pemain. Kami berada di dasar rantai,” ungkap Lloris dikutip dari espn.
“Jika Anda harus memberikan tekanan, Anda harus melakukannya 10 tahun lalu. Sekarang sudah terlambat. Anda harus memahami bahwa bagi pemain, kesempatan ini terjadi setiap empat tahun sekali dan Anda ingin berhasil di setiap kesempatan di lapangan, sisanya adalah politik. Kami adalah atlet,” tambah Lloris.
Lloris akan memimpin Tim Nasional Prancis dengan predikat juara bertahan di Grup D Bersama Australia, Tunisia, dan Denmark, dan akan melakoni laga perdananya di Piala Dunia 2022 kontra Australia pada Rabu (23/11/2022) dinihari mendatang. (wis)
Load more