Doha, Qatar – Pertandingan terakhir Grup E dan F Piala Dunia 2022 membuahkan kontroversi. Debat muncul berkaitan dengan penggunaan teknologi rekaman video dan data otomatis.
Persaingan ketat untuk lolos ke putaran kedua Piala Dunia memacu semua peserta di Grup E dan F untuk berebut kemenangan sampai detik-detik akhir. Namun usaha tim-tim tidak hanya berhadap dengan sesama kontestan tapi juga aturan pertandingan yang rumit.
Kontroversi bahkan muncul pada dua pertandingan yang terjadi pada dua grup terpisah. Kejadian di Grup E melibatkan Jepang dan Spanyol tapi berdampak pada langkah Jerman. Di Grup F, Kroasia dan Belgia pun mengalami persoalan hampir sama.
Kontroversi Piala Dunia 2022
Kamis malam waktu Qatar atau berlangsung hingga tengah malam Jumat (02/12/2022) di Indonesia, Kroasia dan Belgia saling sikut untuk memastikan lolos dari fase Grup F. Sebelum duel, dua tim telah mengumpulkan nilai 4 dan 3 poin.
Dengan nilai lebih banyak, Kroasia berada pada situasi cukup aman jika bisa menambah 1 poin dari hasil imbang, apalagi bila menang. Belgia butuh kemenangan untuk membuka lebar peluang ke perdelapan final, sembari berharap partai lain berakhir imbang.
Namun saat Maroko menang 2-1 atas Kanada yang tersingkir tanpa poin, Kroasia dan Belgia bertarung sama kuat dan sulit memperoleh gol.
Kroasia seharusnya berpeluang mencetak gol dari sepak penalti. Sebuah pelanggaran di area gawang Belgia membuat wasit meniup peluit dan menunjuk titik putih.
Load more