“Dalam sebuah pertandingan, rata-rata sembilan menit terbuang percuma untuk lemparan ke dalam. Jumlah hampir sama untuk proses tendangan gawang,” jelas mantan wasit Pierluigi Collina tentang alasan memberi waktu tambahan.
“Apa yang sudah kami lakukan di Rusia 2018 ialah menghitung waktu kompensasi dengan lebih akurat,” imbuh Collina. “Di Rusia, kami memberi tahu semua orang, 'jangan kaget jika mereka melihat ofisial keempat menaikkan papan elektronik dengan angka besar, enam, tujuh atau delapan menit.”
“Kalau mau punya waktu lebih aktif, mau ganti rugi waktu yang hilang saat pertandingan, kita harus siap melihat waktu tambahan yang diberikan seperti ini,” tambah pelatih yang terkenal dengan ketegasan dan penampilannya yang mencolok dengan kepala botak dan mata melotot.
“Pikirkan pertandingan yang menghasilkan tiga gol. Sebuah perayaan gol biasanya memakan waktu satu sampai satu setengah menit. Jadi dengan mencetak tiga gol, Anda kehilangan lima atau enam menit,” Collina memberi ilustrasi lain.
“Yang ingin kami lakukan ialah menghitung waktu tambahan secara akurat pada akhir setiap babak. Ofisial keempat melakukan itu. Kami sukses di Rusia, jadi kami berharap bisa sukses juga di Qatar,” lanjut sosok yang pernah jadi wasit terbaik FIFA.
Collina juga menjelaskan bahwa salah satu Wasit Asisten Video melacak waktu yang hilang karena tinjauan VAR dan wasit keempat memantau waktu yang hilang karena jeda dalam permainan, misalnya lantaran terjadi cedera, adu argumen pemain dan wasit, atau persiapan tendangan bebas.
Tambahan waktu merupakan cara wasit untuk memberikan situasi lebih adil pada dua tim yang sedang bertanding, apalagi di tingkat sepenting kejuaraan tertinggi garapan FIFA, Piala Dunia. (raw)
Load more