tvOnenews.com - Sudah hampir tiga tahun Shin Tae-yong menangani Timnas Indonesia. Selama itu pula dirinya merasakan manis dan pahitnya suasana sepak bola Indonesia.
Tidak sedikit pula pecinta sepak bola Indonesia yang menghujat Shin Tae-yong. Mereka menganggap pelatih asal Korea Selatan itu gagal memberikan prestasi sejauh ini.
Bahkan Shin Tae-yong dibandingkan dengan pelatih lokal yang sudah mengantarkan Indonesia berprestasi di kancah internasional.
Terbaru pelatih berusia 52 tahun itu kembali gagal membawa Timnas U-23 juara Piala AFF. Dimana Ramadan Sananta dan kawan-kawan harus mengakui keunggulan Vietnam melalui babak adu penalti.
Itu adalah kekalahan kedua Shin Tae-yong di babak final karena sebelumnya dirinya juga gagal mengantarkan Timnas senior juara usai di final dikalahkan oleh Thailand.
Tekanan Shin Tae-yong semakin besar saat Indra Sjafri yang saat itu ditugaskan sebagai pelatih SEA Games berhasil membawa Timnas meraih medali emas.
Prestasi itu didapatkan setelah Indonesia mengalahkan Thailand dengan skor 5-2. Sebuah kemenangan yang sekaligus memutus dahaga bagi Indonesia karena mereka sudah sangat lama tidak meraih emas di cabang sepak bola.
Meski kalah secara raihan medali, namun Shin Tae-yong juga menorehkan prestasi yang selama ini jarang disadari oleh para suporter Indonesia.
Pertama, meloloskan Indonesia ke putaran final Piala Asia. Prestasi paling membanggakan dari Shin Tae-yong adalah meloloskan Indonesia ke putaran final Piala Asia.
Bahkan dalam hal ini Shin Tae-yong melakukannya dua kali. Pertama bersama Timnas senior saat Elkan Baggott dan kawan-kawan tampil mengesankan di babak kualifikasi sehingga mereka berhak bermain di Qatar pada bulan Januari mendatang.
Selain Timnas senior Shin Tae-yung juga mampu membawa Timnas U-20 lolos ke Piala Asia. Kini kesempatan kembali didapatkan oleh Shin Tae-yong karena dalam waktu dekat Timnas U-23 akan menjalani babak Kualifikasi Piala Asia pada tanggal 9 sampai 12 September mendatang.
Kedua, membentuk pondasi Timnas Indonesia. Saat awal-awal menangani Indonesia Shin Tae-yong secara mengejutkan tidak memanggil pemain senior yang sudah memiliki banyak pengalaman.
Pelatih asal Korea Selatan itu malah banyak memanggil pemain muda. Namun setelah beberapa tahun kemudian tujuan dari Shin mulai terlihat.
Contohnya yang terjadi pada skuad Timnas U-23 yang banyak diisi oleh pemain yang sudah memiliki pengalaman bermain di timnas senior, seperti Pratama Arhan, Elkan Baggott, hingga Marselino Ferdinan.
Ketiga, skuad Timnas U-23 adalah masa depan dari Timnas senior. Dengan kondisi tersebut secara tidak langsung skuad Timnas U-23 saat ini adalah pondasi dari Timnas senior di masa mendatang.
Tentu sebuah perencanaan yang jarang disadari oleh suporter Indonesia. Perencanaan seperti itu sebelumnya juga belum pernah dilakukan oleh pelatih lain karena mereka biasanya menggunakan pemain yang ada dan sudah terbiasa membela Timnas Indonesia.
Keempat, memanggil beberapa pemain keturunan yang tepat sasaran. Timnas pada era Shin Tae-yong cukup banyak melakukan naturalisasi.
Namun naturalisasi yang dilakukan sejauh ini tepat sasaran karena memang berguna untuk memperkuat Tim Indonesia. Contohnya adalah Jordi Amat, pengalaman bermainnya di Eropa benar-benar memberikan efek yang sangat luar biasa bagi pertahanan Timnas.
Pengalaman itu bahkan bisa ia tularkan ke pemain lokal lain seperti Rizki Ridho yang selama ini menjadi duetnya di lini belakang.
Jadi itulah deretan kerja nyata dari Shin Tae-yung selama menangani Timnas garuda. (amr)
Load more