tvOnenews.com - Direktur Teknik PSSI Indra Sjafri buka-bukaan tentang salah sebab mengapa sepak bola Indonesia sulit maju, dibandingkan dengan Jepang yang baru memiliki kompetisi resmi pada 1992.
Di awal pendiriannya Jepang juga sempat belajar pengelolaan sepak bola ke Indonesia, tepatnya di era Galatama. Salah seorang pemain Indonesia Ricky Yakobi bahkan sempat direkrut tim Jepang Matsushita Electric FC atau yang sekarang bernama Gamba Osaka.
Kemudian tak butuh waktu lama bagi Jepang untuk ikut pertama kali ikut Piala Dunia pada 1998 dan tak pernah absen di tiap edisi Piala Dunia setelahnya.
Jepang kini menempati peringkat 24 FIFA. Banyak dari pemain tim negeri sakura yang memiliki karier cemerlang di Eropa.
Sementara Indonesia sampai saat ini masih kesulitan bersaing di tingkat Asia Tenggara dan menempati peringkat 152 dunia. Pesepakbola Indonesia juga kesulitan untuk bisa berkarier di Eropa.
Baru beberapa tahun terakhir sejak PSSI merekrut Shin Tae-yong, timnas garuda bisa berbicara banyak. Itu pun dengan bantuan pemain diaspora yang lahir dan besar di benua biru.
“Bisa dibayangkan, pelatih kita hanya 7.000 orang. Sementara Jepang punya 80.000,” kata Indra Sjafri dilansir dari tayangan Youtube R66 Media, Rabu (29/11/2023).
(Foto: PSSI)
Padahal secara jumlah penduduk, luas wilayah, dan kecintaan pada sepak bola Jepang secara angka jauh lebih sedikit dari Indonesia.
“Dan sepak bola itu (olahraga) nomor satu di Jepang kan belum tentu. Itu yang mereka lakukan memperbanyak jumlah pelatih,” kata Indra Sjafri.
Pelatih yang memegang sertifikasi A Pro di Indonesia juga baru 21 orang. “Ini baru saya bikin lagi yang gelombang kedua 20 orang. Jepang sudah hampir 2000 orang,” ujar Indra.
Semakin banyak jumlah pelatih diharap mampu menangani tingginya minat anak-anak Indonesia menjadi pesepakbola.
(amr)
Temukan artikel menarik tvOnenews.com lainnya di sini, Google News.
Load more