tvOnenews.com - Indra Sjafri bukanlah sosok yang asing bagi para pecinta sepak bola tanah air. Kiprahnya di Timnas Indonesia sudah tidak perlu diragukan lagi, mulai dari menjuarai Piala AFF U-19 pada 2013 hingga membawa pulang medali emas SEA Games Kamboja 2023.
PSSI pun kini mempercayai pelatih asal Sumatera Barat itu untuk menjadi direktur teknik. Dia menangani segala keperluan teknikal yang dibutuhkan pelatih Shin Tae-yong dan Bima Sakti.
Perjalanan panjang Indra Sjafri berkiprah di sepak bola Indonesia membuatnya paham sebab-sebab mengapa sepak bola Indonesia sulit maju, dibandingkan negara Asia lainnya.
(Foto: Kolase tvOnenews / instagram @indrasjafri_coach / @anandaraehan88)
Indra Sjafri mengambil contoh Jepang sebagai negara dengan peringkat FIFA tertinggi di Asia. Padahal Jepang baru memulai kompetisi resmi sepak bola mereka pada 1992.
Menariknya lagi, di awal pendirian kompetisinya Jepang juga sempat belajar pengelolaan sepak bola ke Indonesia, tepatnya ketika era Galatama.
Salah seorang pemain Indonesia Ricky Yakobi bahkan sempat direkrut tim Jepang Matsushita Electric FC atau yang sekarang bernama Gamba Osaka.
Kemudian tak butuh waktu lama bagi Jepang untuk ikut pertama kali ikut Piala Dunia pada 1998 dan tak pernah absen di tiap edisi Piala Dunia setelahnya.
(Foto: PSSI)
Jepang kini menempati peringkat 24 FIFA. Banyak dari pemain tim negeri sakura yang memiliki karier cemerlang di Eropa.
Sementara Indonesia sampai saat ini masih kesulitan bersaing di tingkat Asia Tenggara dan menempati peringkat 152 dunia. Pesepakbola Indonesia juga kesulitan untuk bisa berkarier di Eropa.
Baru beberapa tahun terakhir sejak PSSI merekrut Shin Tae-yong, timnas garuda bisa berbicara banyak. Itu pun dengan bantuan pemain diaspora yang lahir dan besar di benua biru.
Lantas apa yang menyebabkan sepak bola Indonesia tertinggal dari Jepang? Direktur Teknik PSSI Indra Sjafri menjelaskan salah satu faktornya.
“Bisa dibayangkan, pelatih kita hanya 7.000 orang. Sementara Jepang punya 80.000,” kata Indra Sjafri dilansir dari tayangan Youtube R66 Media, Rabu (29/11/2023).
Padahal secara jumlah penduduk, luas wilayah, dan kecintaan pada sepak bola Jepang secara angka jauh lebih sedikit dari Indonesia.
“Dan sepak bola itu (olahraga) nomor satu di Jepang kan belum tentu. Itu yang mereka lakukan memperbanyak jumlah pelatih,” kata Indra Sjafri.
Pelatih yang memegang sertifikasi A Pro di Indonesia juga baru 21 orang. “Ini baru saya bikin lagi yang gelombang kedua 20 orang. Jepang sudah hampir 2000 orang,” ujar Indra.
Semakin banyak jumlah pelatih diharap mampu menangani tingginya minat anak-anak Indonesia menjadi pesepakbola.
(amr)
Temukan artikel menarik lainnya dari tvOnenews.com di sini, Google News.
Load more