tvOnenews.com - Penyerang Timnas Indonesia, Dimas Drajad ungkap sosok Shin Tae-yong di matanya selama menjadi pelatih timnas Indonesia, dan perbedaan dengan pelatih lainnya.
Shin Tae-Yong ditunjuk jadi pelatih Timnas Indonesia sejak 1 Januari 2020, dengan kontrak hingga 31 Desember 2023.
Kemudian PSSI memutuskan untuk kontrak Shin Tae-yong diperpanjang sampai juni tahun 2024. Setelah beberapa turnamen selesai.
Shin Tae-yong, pelatih Timnas Indonesia. (PSSI)
Timnas Indonesia asuhan Shin Tae-yong telah melahirkan banyak pemain berbakat dan menorehkan prestasi, yang turut mendongkrak performa dalam ranking FIFA.
Ranking FIFA Timnas Indonesia naik dengan menempati peringkat ke-146 dunia, di bawah Botswana yang menempati 145, dan di atas St Kitts and Nevis menempati 147.
Sebagaimana diketahui, Shin Tae-yong banyak menorehkan prestasi, di antaranya meloloskan Timnas Indonesia ke Piala Asia 2023 dan Kualifikasi Piala Dunia 2026.
Dimas Drajad soal dilatih Shin Tae-yong
Penyerang Timnas Indonesia, Dimas Drajad dalam acara bincang bersama Akmal Marhali.
"Shin Tae-yong menurut kamu sosok pelatih seperti apa?" tanya Akmal Marhali.
Dimas Drajad mengibaratkan sosok Shin Tae-yong itu sudah seperti bapaknya di timnas Indonesia.
"Wah ia sangat bagus, baik dia. Maksudnya dia sama saya ibaratnya bapak kayak bapaknya Indonesia anak-anak inilah, soalnya ngajarin semua sih, dari kita pola hidup, terus kita main bola yang benar," ujar Dimas dilansir dari Youtube Bicara Bola.
"Kita dikasih analisis yang baik, gimana cara musuhnya menghadapi, pakai teknik kayak gini-gini, semua dia ajarin detail sama Coach Shin Tae-yong itu," tuturnya.
"Pernah gak kamu dimarahin abis-abisan sama Shin Tae-yong?" tanya kembali Akmal.
Penyerang Persikabo 1973 itu mengaku semua pemain pasti dimarahi sama Shin Tae-yong.
"Dia bilang,'saya nggak mau pemain Indonesia ini saya puji-puji, soalnya gampang besar kepala, cepat puas gitu, jadi gak pernah itu (muji) sama sekali, setiap hari itu pasti marah-marah terus dia," ungkapnya.
Lanjut, Dimas Drajad mengungkapkan soal kelebihan Timnas Indonesia dibawah asuhan Shin Tae-yong selama ini, yang berbeda dengan pelatih lainnya.
"Fisiknya lebih bagus, kekar-kekar sekarang anak-anak, jadi nggak kurus kayak dulu, dan sekarang makan diperhatikan," tuturnya.
"Emang dulu diperhatikan, tapi sekarang gym-nya latihan tuh bisa tiga kali, misalnya siang kita core training, abis itu sore kita latihan di lapangan, malam itu bisa skipping anak-anak, bisa latihan core, banyak latihannya makanya jadi sekarang badannya, besar-besar badannya," terangnya.
Dimas Drajad menjadi top skorer Kualifikasi Piala Dunia. (tvOnenews/Julio Trisaputra)
Kemudian, ditanya soal perbedaan timnas di tangan Indra Sjafri ketika Dimas Drajad tergabung di dalam skuad timnas juara Piala Piala AFF U-19 2013.
"Dulu zaman kamu Indra Sjafri kan kalau pelatnas kamu sampai sebulan, nah sekarang kan di timnas senior, kamu tuh 3 hari kumpul, langsung main, ini ada pengaruh enggak yah penampilan dan kekompakan tim dan sebagainya?" tanya Akmal.
"Ya pasti ada pengaruhnya, tapi di timnas senior kan ada tim analisisnya jadi min 3 kita harus meeting dulu, kita latihannya seperti apa, musuhnya gimana, kita analisis gimana, kita harus bagaimana menyikapinya," jawab Dimas Drajad.
Pemain kelahiran Gresik 26 tahun itu mengungkapkan kelebihan 3 pemain berposisi penyerang timnas Indonesia, seperti dirinya.
"Ramadhan Sananta kuat, heading nya bagus, shootingnya kencang, Dendy sprint-nya kencang, pintar buka ruang, Rafael Struick dribbling-nya bagus sama satu dua bagus, Hokky Caraka penempatannya bagus," ungkapnya.
Timnas Indonesia bakal berkompetisi di Piala Asia 2023, satu grup dengan Jepang, Irak, dan Vietnam. (ind)
Baca artikel terkini dari tvOnenews.com selengkapnya di Google News, Klik di sini
Load more