tvOnenews.com - Seorang jurnalis asal Inggris Ben Griffis menyebut lemparan ke dalam Pratama Arhan sebagai salah satu opsi penyerangan paling mematikan di era sepak bola modern.
Ben Griffis menjelaskan setidaknya ada tiga alasan di balik ulti lemparan jarak jauh Pratama Arhan sebagai opsi serangan berbahaya saat ini.
Berdasarkan catatan tvOnenews.com setidaknya ada 5 negara yang pernah menjadi korban lemparan Arhan, yakni Filipina (AFF 2022), Timor Leste (Uji coba 2022), Vietnam (Semifinal SEA Games 2023), Jepang (Piala Asia 2023), hingga Argentina (FIFA Matchday 2023).
Jelas itu murni skill dan teknik khusus yang terus diasah oleh Arhan dan menjadikannya makin berbahaya dari waktu ke waktu.
Kedua, lemparan Pratama Arhan ini tidak hanya bisa jauh jaraknya tapi juga ada kecepatan dan kekuatan saat melempar bola.
Itu bisa menjadi makanan empuk bagi rekan-rekannya agar bisa menyundul bola karena serasa memanfaatkan servis tendangan penjuru.
Spesialnya lagi aturan offside tidak berlaku untuk lemparan ke dalam ini.
Ketiga, spesialnya lemparan Pratama Arhan selalu bisa membuahkan kemelut di depan gawang dan jadi peluang besar para rekannya untuk bisa mencetak gol.
Sebagaimana yang baru terjadi di laga timnas Indonesia vs Vietnam dalam Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia pada 21 Mei 2024.
Dimana lemparan Arhan dari sisi kiri lapangan salah diantisipasi bek Vietnam sehingga berbuah bola liar yang disantap Egy Maulana Vikri.
Jauh sebelum Pratama Arhan, opsi penyerangan lewat lemparan ke dalam jauh pernah dilakukan oleh Rory Delap.
Legenda sepak bola Irlandia itu punya kecepatan lemparan sampai 60 km per jam. Bukan tidak mungkin Arhan bisa memecahkan rekor itu suatu hari nanti.
Selain bermanfaat untuk tim asuhan Shin Tae yong, lemparan Pratama Arhan juga sudah dirasakan manfaatnya oleh PSIS Semarang dan Tokyo Verdy.
Menarik untuk menantikan lemparan Arhan mampu membuat klubnya saat ini Suwon FC mencetak gol.
(amr)
Follow tvOnenews.com di sini Google News.
Load more