tvOnenews.com - Penampilan gemilang timnas Indonesia U-23 di Piala Asia U-23 2024 nyatanya diperhatikan oleh para pengamat sepak bola di Amerika Serikat, yang membandingkan kualitas para pemain muda seperti akademi La Masia milik Barcelona.
Garuda Muda mencetak sejarah dengan menembus semifinal Piala Asia U-23 dalam keikutsertaannya yang pertama kali di ajang ini.
Skuad asuhan Shin Tae-yong berhasil membuat kejutan dengan menjungkalkan tim-tim kuat seperti Australia dan Korea Selatan.
Pada babak perempat final, pertandingan berlangsung sengit hingga harus ditentukan lewat adu penalti.
Setelah Rafael Struick menjadi pahlawan di waktu normal lewat dwigolnya, giliran Ernando Ari dan Pratama Arhan yang beraksi pada sesi tos-tosan.
Ernando menepis tendangan eksekutor ke-12 Korea Selatan, Lee Kang-hee, yang kemudian diikuti oleh sepakan Pratama Arhan yang memastikan kelolosan timnas Indonesia U-23 ke semifinal untuk menghadapi Uzbekistan.
Kualitas para pemain muda timnas Indonesia U-23 pun mendapatkan sorotan dunia, bahkan hingga ke Amerika Serikat.
Dalam sebuah podcast sepak bola berjudul The Give N Go, para pembicara berbincang tentang kualitas skuad timnas Indonesia U-23.
Menurut mereka, para pemain muda Indonesia bak diproduksi oleh akademi La Masia kepunyaan Barcelona, dengan menjulukinya sebagai La Masia-nya Asia.
Podcast tersebut menyoroti bahwa hampir semua pemain di starting eleven timnas Indonesia U-23 yang merupakan andalan di tim senior, yang ikut serta di Piala Asia 2023 lalu.
“Mari kita lihat pada tim U-23 mereka [Indonesia], yang baru saja menumbangkan Korea Selatan melalui adu penalti dan akan lolos ke Olimpiade," kata pandit sepak bola Amerika Serikat di podcast The Give N Go.
"Mereka ada di semifinal sekarang, dan hampir keseluruhan dari starting eleven adalah mereka yang bermain di Piala Asia senior,” imbuhnya.
“Mereka adalah tim termuda di Piala Asia dan mereka berhasil mencapai fase gugur dan benar-benar membuat Australia frustrasi,” tandasnya.
“Itu La Masia-nya Asia,” sahut pembicara yang lain.
Sang pembicara pertama menegaskan bahwa ini merupakan buah dari naturalisasi yang sukses dilakukan Indonesia, dan belum mampu diikuti oleh negara-negara tetangga seperti Vietnam dan Malaysia.
“Itu benar-benar gila. Salah satu alasannya adalah karena program naturalisasi yang sepenuhnya mengubah Indonesia, sesuatu yang belum bisa dilakukan Vietnam,” katanya.
“Malaysia juga melakukannya, tapi belum bisa memberikan dampak yang serupa seperti Indonesia,” tandasnya. (rda)
Load more