tvOnenews.com - Di bawah arahan dari pelatih asal Korea, Shin Tae-yong, Timnas Indonesia secara perlahan mulai kembali menunjukan tajinya di dunia sepak bola level Asia.
Perlahan-lahan Shin Tae-yong mulai memperbaiki performa Timnas Indonesia sejak pertama kali didatangkan pada tahun 2019 silam.
Kombinasi pemain muda dan senior serta pemain lokal dan naturalisasi yang ia terapkan terbukti berhasil membuat Timnas Indonesia tampil hebat.
Shin Tae-yong Sumber : tvOnenews.com - Julio
Di bawah arahan STY, Timnas Indonesia berhasil melaju hingga babak 16 besar Piala Asia 2023 di Qatar.
Bukan hanya itu, dirinya juga sukses membawa Timnas Indonesia U-23 melaju hingga semifinal Piala Asia U 23 beberapa waktu yang lalu.
Seperti yang disebutkan sebelumnya, STY memang lebih banyak mengandalkan pemain muda untuk Timnas Indonesia.
Sejumlah nama seperti Pratama Arhan, Marselino Ferdinan, Hokky Caraka hingga Asnawi Mangkualam adalah pemain yang mendapatkan kepercayaan STY sejak usia muda.
Bahkan kini mereka kerap menjadi andalan dari pelatih untuk Timnas Indonesia baik di tim senior maupun di kelompok umur.
Timnas Indonesia Sumber : PSSI
STY memang kerap memberikan kesempatan untuk para pemain muda Indonesia bermain di Skuad Garuda.
Namun sayang, sejumlah pemain muda justru menyia nyiakan kesempatan bermain di Timnas Indonesia karena tindakan indisipliner.
STY sendiri dikenal sebagai salah satu pelatih yang cukup tegas jika ada anak asuhnya yang melanggar aturan yang sudah dibuat.
Dirinya tak segan untuk mencoret hingga tak lagi memanggil pemain indisipliner ke dalam skuad Timnas Indonesia.
Pertama ada nama Osvaldo Haay yang sampai sekarang tak lagi dilirik oleh Shin Tae-yong untuk memperkuat Timnas Indonesia.
Hal itu karena Osvaldo haay pernah menolak panggilan dari pelatih Shin Tae-yong untuk mengikuti pemusatan latihan pada 2021 silam.
Osvaldo yang diminta untuk datang mengikuti pemusatan latihan malah mangkir dan tidak ada kabar kepada STY.
Tindakan indisipliner itulah yang menjadi salah satu alasan STY tak lagi memanggil Osvaldo Haay sampai sekarang.
Selanjutnya ada nama Rifad Marasabessy yang menjadi korban ketegasan STY karena tindakan indisipliner.
Diketahui kalau Rifad Marasabessy terlambat berkumpul di tempat menginap Timnas Indonesia.
Saat itu, para penggawa Timnas Indonesia diminta untuk datang satu jam sebelum jam makan siang.
Namun, Rifad justru menghilang tanpa ada kabar dan terlambat datang ke tempat berkumpul.
Hal itulah yang lantas dianggap menjadi salah satu penyebab Coach STY mencoret nama Rifad Marasabessy dari skuad Timnas Indonesia saat itu.
Ada juga nama Yudha Febrian yang harus rela posisinya di Timnas Indonesia tergeser karena tidak indisipliner yang dilakukannya.
Yudha dicoret karena dirinya kedapatan pergi ke klub malam saat pemusatan latihan Timnas Indonesia U-19.
Terakhir ada pesepak bola Serdy Ephy Fano yang memiliki nasib sama dengan Yudha Febrian.
Bersama dengan Yudha Febrian, Serdy pergi ke klub malam di tengah pemusatan latihan Timnas Indonesia U-19.
Alhasil karena tindakan indisipliner, dua pemain tersebut pun dicoret dari skuad Timnas Indonesia U-19.
(udn/akg)
Load more