tvOnenews.com - Pemain Timnas Indonesia, Ramadhan Sananta menceritakan kembali kehebohan di adu penalti antara Timnas Indonesia melawan Korea Selatan di babak delapan besar Piala Asia U-23 2024.
Timnas Indonesia U-23 asuhan Shin Tae-yong menyingkirkan asa Korea Selatan untuk lolos ke Olimpiade usai kalah dari adu penalti.
Pertandingan 120 menit berakhir dengan skor 2-2 membuat adu penalti tak terhindarkan untuk menentukan tim yang lolos ke semifinal.
Timnas Indonesia U-23 pun akhirnya menang adu penalti dengan skor akhir 10-11. Ramadhan Sananta pun menceritakan kembali kehebohan saat adu penalti ini.
Ramadhan Sananta saat itu menjadi pencetak gol pertama ke gawang Korea Selatan.
"Pertama ada lima penendang, biasanya saya terakhir atau keempat, tapi ini pertama. Coach Shin memang percaya sama saya untuk penalti," kata Ramadhan Sananta dari kanal YouTube Sport77 dikutip Selasa (21/5/2024).
Sananta pun dengan mudah menjebol gawang Korea Selatan. Meski sempat tertepis, dia pun akhirnya bisa mencetak gol.
Daftar lima pemain untuk adu penalti pun sudah disiapkan Shin Tae-yong. Sampai akhirnya justru kedua tim sama-sama imbang 5-5.
"Lima pencetak gol sudah disiapkan, pertama tidak tahu siapa yang ditunjuk," kata Shin Tae-yong.
Sampai akhirnya Ernando Ari berhasil menepis tendangan Kang Sang-yoon. Sehingga jika Arkhan Fikri mencetak gol maka Indonesia bisa menang.
Tapi ternyata tendangan Arkhan Fikri justru melambung ke luar gawang. Hal ini pun membuat kehebohan di bench.
"Dia bilang aman, tiba-tiba sudah mau selebrasi malah tidak gol, ini sudah dikasih kesempatan kita menang malah drop, pasti kalah nih," kata Ramadhan Sananta.
Ternyata ada miskomunikasi ketika Shin Tae-yong seharusnya menunjuk Jeam Kelly Sroyer. Tapi asisten pelatih Yoo Jae-hoon justru meminta Arkhan Fikri melihat Jeam Kelly terlihat ragu ketika ditunjuk.
"Arkhan maju, Coach Shin kaget, karena Coach Yoo melihat Kelly tidak siap," kata Ramadhan Sananta.
Ketika Arkhan gagal, Coach Shin pun terlihat kesal karena adu penalti harus dilanjutkan. Arkhan Fikri pun sempat sedih karena tidak gol dan bisa menyebabkan kekalahan.
"Ernando akhirnya bisa gagalkan penalti Korea, ada kesempatan lagii," kata Ramadhan Sananta.
Akhirnya Pratama Arhan pun memastikan kemenangan Timnas Indonesia setelah menjebol gawang Korea Selatan.
Ramadhan Sananta mengungkapkan alasan Nathan Tjoe-A-On tidak masuk dalam skuad. Seperti regulasi FIFA, jika tim hanya bermain 10 pemain atau kurang karena kartu merah, maka tim lawan harus melakukan adu penalti dengan jumlah pemain yang sama.
Inilah yang membuat tendangan adu penalti Timnas Indonesia hanya dilakukan oleh 10 pemain karena Korea Selatan bermain 10 pemain.
Nathan Tjoe-A-On pun keluar dari 11 pemain dan berada di bangku cadangan saat adu penalti tersebut dilakukan.
"Dia tidak mau, dia pernah bilang kalau dia jarang sekali ambil penalti, setiap penalti pun dia tidak mau, karena dia tidak siap," kata Ramadhan Sananta.
Ramadhan Sananta mengakui Nathan Tjoe-A-On pernah mengakui bahwa dia tidak percaya diri mengambil penalti.
"Saya pernah tanya, terus dia bilang tidak mau, saya bilang, oh ternyata ini kelas kamu," kata Ramadhan Sananta.
Ramadhan Sananta mengakui meski tak melakukan adu penalti, apa yang dilakukan Nathan Tjoe-A-On selama 120 menit pertandingan pun terbayarkan dengan kemenangan adu penalti tersebut.
Bagi pemain Persis ini, Nathan Tjoe-A-On tetap memberikan kontribusi besar bagi Timnas Indonesia.
Timnas Indonesia U-23 pun akhirnya menang dan lolos ke babak semifinal. Timnas Indonesia U-23 pun mengakhiri Piala Asia U-23 di posisi empat. (hfp)
Load more