tvOnenews.com - Timnas Indonesia saat ini telah mengalami perkembangan yang begitu pesat, hingga bisa dibilang menjadi tim terkuat di ASEAN.
Hal itu dibuktikan dengan berbagai pencapaian, termasuk dalam laga Piala Asia U-23 2024 hingga menjadi negara ASEAN satu-satunya yang tersisa di Kualifikasi Piala Dunia 2026.
Bahkan, kualitas skuad Garuda juga telah diakui oleh negara-negara lain.
Kesuksesan Timnas Indonesia tentunya tak terlepas dari kontribusi berbagai pihak.
Mulai dari pelatih, kolaborasi pemain lokal dan diaspora, hingga PSSI.
Terlepas dari prestasi yang ditorehkan Timnas Indonesia saat ini, ternyata skuad Garuda juga pernah mengalami hal memalukan.
Bahkan, hasil laga Timnas Indonesia saat itu terkenang sebagai kekalahan paling memalukan sepanjang sejarah.
Pada tanggal 29 Februari 2012, Timnas Indonesia bertemu Bahrain pada lanjutan Kualifikasi Piala Dunia 2014.
Namun, tidak ada yang menyangka kalau hari itu akan menjadi salah satu hari yang paling bersejarah untuk Timnas Indonesia.
Pertandingan tersebut dikenang sebagai pertandingan yang paling memalukan untuk Indonesia.
Timnas Indonesia 2011. Sumber: ANTARA
Bagaimana tidak, saat itu Indonesia harus puas kalah telak sangat telak oleh Bahrain.
Hasil ini menjadi kekalahan terbesar Indonesia sepanjang sejarah dalam sepak bola.
Simak sejarahnya berikut ini, dikutip dari kanal YouTube Toffue.
Pada Juli 2011, setelah Djohar Arifin terpilih sebagai ketua umum PSSI, ia langsung memecat Alfred Riedl dan menunjuk pelatih asal Belanda Wim Rijsbergen.
Keputusan PSSI tersebut banyak mendapat kritik oleh penggemar sepak bola, sebab statistik Alfred Riedl bersama Timnas Indonesia dinilai tidak begitu buruk.
Riedl sempat berhasil membawa Indonesia untuk lolos hingga Final AFF 2010.
Namun, PSSI memiliki pendapat berbeda dan tetap memecat pelatih asal Austria itu.
Lalu Wim Rijsbergen memimpin skuad Garuda dalam laga Kualifikasi Piala Dunia 2014.
Kala itu, Timnas Indonesia masuk dalam Grup E bersama dengan Iran, Qatar, dan Bahrain.
Pertandingan pertama Timnas Indonesia menghadapi Iran (2/11/2011). Pada pertandingan tersebut, Iran berhasil mencetak tiga gol tanpa balasan.
Mengingat Iran salah satu negara terkuat di Asia, hasil 3-0 menjadi hasil yang tidak terlalu mengejutkan.
Pada pertandingan kedua, Indonesia bertemu dengan Bahrain di Stadion Gelora Bung Karno. Indonesia kembali tumbang dengan skor 0-2.
Di pertandingan ketiga, Indonesia menghadapi Qatar (11/10/2011) dengan hasil akhir 3-2 setelah sebelumnya Cristian Gonzales berhasil mencetak dua gol untuk menyamakan kedudukan.
Tidak sampai di situ, Timnas Indonesia kembali menghadapi Qatar (11/11/2011) dan harus menerima kekalahan telak dengan skor 4-0.
Kekalahan ini juga membuat Indonesia dipastikan gagal lolos ke Piala Dunia 2014 dikarakan gagal meraih satu poin pun, sehingga harus puas tenggelam di posisi juru kunci.
Usai kembali takluk saat menghadapi Iran di pertandingan kelima dengan skor 1-4, penggemar Timnas Indonesia memberikan kritik besar-besaran, baik kepada pemain, pelatih, hingga PSSI.
Terlebih, PSSI yang saat itu memang sedang mengalami konflik menjadi sasaran utama bagi penggemar Timnas Indonesia.
Kontroversi semakin menjadi-jadi ketika Wim Rijsbergen mengumumkan tidak akan memanggil pemain yang bermain di Liga Super Indonesia. Hal itu dikarenakan aturan FIFA yang melarangnya.
Sementara itu, di pertandingan selanjutnya Indonesia masih akan menghadapi Bahrain dalam sisa laga Kualifikasi Piala Dunia 2014.
Namun, beberapa minggu sebelum match ini berlangsung, PSSI membuat keputusan yang cukup mengejutkan dengan memecat pelatih Wim Rijsbergen.
Aji Santoso yang juga merupakan pelatih Timnas Indonesia U-23 saat itu ditunjuk untuk memimpin Garuda dalam laga versus Bahrain, yang digelar 29 Februari 2012.
Nama-nama pemain yang bermain Liga Super seperti Bambang Pamungkas, Cristian Gonzales, hingga Firman Utina tidak dipanggil untuk membela Timnas Indonesia.
Selain itu, Aji Santoso juga mengatakan kalau pertandingan ini akan difokuskan untuk para pemain muda U-23 agar menambah pengalaman mereka dalam persiapan Sea Games tahun berikutnya.
Beberapa minggu sebelum pertandingan melawan Bahrain, pemanggilan pemain pun dilakukan.
Dan dari daftar yang dipanggil, dinilai rata-rata pemain yang tidak layak untuk bermain di level senior.
Bagaimana tidak, pemain seperti Cristian Gonzales saja masih kewalahan dalam membendung serangan Bahrain di pertandingan sebelumnya.
Sementara pemain-pemain yang dipanggil kebanyakan pemain yang baru menjalani debut bersama Timnas Garuda.
Suporter Indonesia pun dibuat pesimis dalam laga tersebut.
Di awal pertandingan, kiper Indonesia melakukan pelanggaran dan diganjar dengan penalti oleh tim lawan. Di babak pertama, Indonesia takluk dengan skor 4-0.
Hasil tersebut menjadi kekalahan terbesar sepanjang sejarah sepak bola Indonesia.
(gwn)
Load more