tvOnenews.com - Pada babak ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026, Timnas Indonesia tetap memilih Stadion Gelora Bung Karno (GBK) sebagai kandangnya.
Masih ada waktu sekitar 2 bulan lagi pertandingan akan dilangsungkan, namun warganet di Indonesia tak henti-hentinya mengutarakan kekhawatirannya terhadap kualitas rumput GBK.
Menanggapi hal tersebut, salah satu pengurus Stadion GBK membenarkan bahwa pekerjaan renovasi stadion sedang berlangsung.
Dengan berbagai pertimbangan antara lain perlindungan cagar budaya, modernisasi pemeliharaan halaman rumput Bung Karno paling cocok yang menggunakan teknologi seperti di Singapura.
“Namun untuk menjadi seperti Singapura, dibutuhkan waktu 7 tahun trial and error sebelum menemukan teknologi yang mereka terapkan saat ini,” ungkapnya.
Untuk pemeliharaan rumput rutin di seluruh stadion, disiapkan anggaran tahunan berkisar Rp5 miliar hingga Rp9 miliar tergantung kondisi rumput saat digunakan.
Revitalisasi rumput dan serangkaian kegiatan lainnya melibatkan partisipasi pemangku kepentingan, konsultan, dan pakar yang berpengalaman dalam mengelola stadion multifungsi kelas dunia.
“Untuk mencapai level stadion Tottenham Hotspur atau Santiago Bernabeu tidak mungkin karena harus mengubah struktur fisik stadion yang merupakan warisan budaya,” katanya.
“Oleh karena itu, kami mencari referensi. Lihat mekanisme pengelolaan yang diterapkan di Singapura,” imbuhnya.
(Foto: PSSI)
Sebelumnya Stadion GBK menjadi fokus kritik ketika pemain Thom Haye cedera lecet lutut saat melakukan selebrasi knee sliding.
“Biasanya saya melakukan selebrasi sambil berlutut setelah mencetak gol dan menggiring bola dengan mulus dari jarak 5 hingga 6 meter,” ujar Thom Haye.
“Saya ingin melakukan hal yang sama, tapi lapangannya sangat keras, kedua lutut saya terluka ringan,” tambahnya.
(amr)
Follow tvOnenews.com di sini Google News.
Load more