Jakarta, tvOnenews.com - Timnas Indonesia sempat berada di era mengganti-ganti pelatih dalam periode yang terhitung sangat singkat sebelum akhirnya bekerja cukup lama dengan Shin Tae-yong.
Situasi tersebut membuat Timnas Indonesia sulit untuk berprestasi di kancah internasional, sehingga tidak pernah meraih gelar juara seperti Piala AFF.
Beberapa pelatih yang ditunjuk PSSI untuk memimpin Timnas Indonesia pun memilih mundur sebelum kontraknya habis karena memiliki masalah.
Berikut tiga alasan pelatih mengundurkan diri dari kursi pelatih Timnas Indonesia.
Luis Manuel Blanco
Pada 2013 lalu, sepak bola Indonesia berada di fase terburuknya karena dualisme kepengurusan PSSI.
Hal ini mempengaruhi prestasi Timnas Indonesia yang kesulitan untuk bersaing di Asia atau hanya sekadar Asia Tenggara.
Salah satu momen unik terjadi pada 7 Februari 2023 ketika PSSI di bawah kepemimpinan Djohar Arifin menunjuk pelatih asal Argentina Luis Manuel Blanco sebagai juru taktik skuad Garuda.
Padahal sehari sebelumnya, Timnas Indonesia yang dilatih Nil Maizar baru saja bertanding menghadapi Irak dalam babak kualifikasi Piala Asia 2025.
Pada pertandingan yang berlangsung di Stadion Rashid, Dubai, Uni Emirat Arab tersebut, Indonesia menelan kekalahan 0-1 dari Irak.
Sempat terjadi gonjang-ganjing di internal PSSI hingga para pemain pun disebut-sebut terlibat konflik dengan Blanco.
Dia akhirnya mengundurkan diri karena stres tidak mendapat kejelasan soal kontraknya di Timnas Indonesia.
Blanco hanya memimpin Timnas Indonesia kurang dari tiga bulan, dan belum pernah menghadapi sebuah pertandingan resmi.
Pieter Huistra
PSSI resmi menunjuk pelatih asal Belanda yang kini menangani Borneo FC, Pieter Huistra sebagai pelatih interim Timnas Indonesia.
Huistra ditunjuk menggantikan Alfred Riedl yang gagal total saat mengikuti Piala AFF 2014 setelah terhenti di fase grup.
Akan tetapi, dibekukannya PSSI oleh FIFA karena intervensi dari pemerintah membuat Huistra tidak sempat mendampingi Timnas Indonesia dalam pertandingan.
Bahkan, memimpin para pemain terbaik negeri ini dalam sesi latihan pun belum pernah dilakukan Huistra.
Setelah itu, dia memutuskan untuk menjadi pelatih Pelita Persipasi Bandung Raya (PBR) dalam turnamen Piala Jenderal Sudirman karena PSSI dibekukan.
Luis Milla didatangkan PSSI pada 2016 dengan kontrak hingga selesai Asian Games 2018.
Saat itu, Luis Milla membawa Timnas Indonesia tampil atraktif sehingga sangat dicintai oleh masyarakat.
Akan tetapi, kerja sama antara Luis Milla dan PSSI tidak berlanjut karena tidak menemukan kesepakatan kontrak baru.
Menurut klaim dari PSSI, pelatih asal Spanyol tersebut tidak menjawab tawaran gaji dan fasilitas yang ditawarkan. (dwi/fan)
Load more