tvOnenews.com - Evan Dimas Darmono, wonderkid dan pemain andalan Timnas Indonesia sempat mendapat sorotan tajam lantaran performanya yang cenderung semakin menurun bersama klubnya Arema FC.
Tercatat dari total 11 pertandingan yang telah dijalani, Evan Dimas hanya turut serta dalam lima pertandingan saja.
Parahnya, pemain gelandang berusia 28 tahun itu diberikan kesempatan untuk bermain sebagai starter hanya dalam tiga laga saja.
Hal ini sangat berbeda jika melihat musim sebelumnya, di mana ia mampu bermain selama 2.178 menit dengan menyumbang 2 gol dan 1 assist.
Sebelumnya diketahui jika pelatih Arema FC memilih tidak menurunkan Evan Dimas karena pemainnya itu sempat mengalami cedera parah.
Seiring berjalannya waktu, bukannya membaik, performa mantan gelandang Timnas Indonesia itu semakin menurun.
Meski begitu, Pelatih Arema FC Fernando Valente, sempat memberikan kesempatan bermain untuk Evan Dimas di laga uji coba lawan NZR FC.
Namun lagi-lagi ia sama sekali tidak senang dengan cara bermain Evan Dimas itu.
Sang pelatih bahkan tak segan-segan mengkritik Evan Dimas secara terbuka di depan umum.
"Evan Dimas pemain yang bagus, sama seperti pemain lain yang kami punya. Dia punya potensi bagus, bahkan jika dibandingkan dengan pemain-pemain yang lebih muda darinya," kata Fernando Valente usai laga ujicoba lawan NZR FC.
"Tetapi kadang dia berpikir bermain untuk dirinya sendiri," pungkasnya.
Ketidakpercayaan pelatih Arema FC kepada Evan Dimas ini seakan juga ikut berdampak pada kariernya di tim nasional Indonesia.
Pelatih Timnas Indonesia asal Korea Selatan itu kemungkinan lebih memilih pemain muda yang memiliki performa konsisten di level klub.
Penurunan penampilan Evan Dimas ini tentunya cukup membuat publik tak percaya.
Hal ini karena mantan pemain Timnas Indonesia itu telah dicap sebagai wonderkid dalam satu dekade ini.
Nama Evan Dimas mulai melejit ketika tampil dalam piala AFF usia 19 tahun 2013 silam.
Evan Dimas yang saat itu masih berusia 18 tahun telah menjadi Wonderkid yang paling menyita perhatian warga Indonesia.
Kontribusinya di lini tengah sangat penting di tim asuhan Indra Sjafri dengan total mencetak 5 gol.
Ia juga punya andil besar ketika Timnas U-19 sukses meraih trofi juara ketika memenangi adu penalti dengan skor 7-6 kontra Vietnam di final piala AFF U-19 tahun 2013 silam.
Peran penting Evan Dimas semakin dibutuhkan di lini tengah saat Timnas Indonesia U-19 melanjutkan kiprah pada babak kualifikasi Piala Asia 2014.
Sayangnya kegemilangan anak asuh Indra Safri terhenti saat di babak penyisian grup.
Kiprah terbaik lainnya dari Evan Dimas bersama dengan Timnas Indonesia U-23 adalah saat menjadi tuan rumah Asian Games 2018. Namun kiprah Timnas saat itu terhenti di babak perempat final.
Usai selalu menjadi langganan dan andalan Timnas di kelompok umur Evan Dimas akhirnya masuk Timnas senior untuk piala AFF 2014 besutan Alfred Riedl.
Setelah tersisih dari penyisian grup Timnas Senior kembali bangkit pada 2016, dimana Evan Dimas masih dipercaya oleh Riedl untuk menjaga lapangan tengah Timnas Indonesia.
Pemain berusia 29 tahun ini kembali terpilih untuk skuad Timnas Senior saat mulai dibesut oleh Luis Milla pada 2018.
Sayangnya, Indonesia gugur lagi meski Evan tampil selama empat laga Grup B
Usai menjadi bagian proyeksi Simon McMenemy dikualifikasi Piala Dunia, Evan Dimas kembali dipilih Shin Tae-yong pada Piala AFF 2020 yang digelar akhir 2021. (tsy)
Load more