tvOnenews.com - Jalan tak mudah nan penuh berliku dilalui Shin Tae-yong sebelum sukses menangani timnas Indonesia, ia pernah menjadi pelatih timnas Korea Selatan dan merasakan betapa tak dihargainya.
Sang juru taktik berusia 53 tahun memang belum mempersembahkan gelar juara bersama timnas Indonesia. Namun, ia menorehkan prestasi dan sejarah baru bagi timnas Indonesia di level Asia bahkan dunia.
Timnas Indonesia mengalami peningkatan drastis selama beberapa tahun terakhir sejak ditangani oleh Shin Tae-yong pada tahun 2019.
Hal ini tak terlepas dari dukungan dari Ketua Umum PSSI di bawah nakhoda Erick Thohir.
Ranking FIFA dari timnas Indonesia naik dengan menempati peringkat ke-134 dunia dengan koleksi 1.102,70 poin dari sebelumnya ranking 142 dunia.
Skuad Garuda kini sedang fokus bersaing di putaran ketiga kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia, sesuatu yang baru pertama kali terjadi dalam sejarah sepak bola Indonesia.
Sebelumnya, Shin Tae-yong sukses mengantarkan Timnas Indonesia lolos ke 16 besar untuk pertama kalinya dalam sejarah dalam turnamen Piala Asia 2023 yang digelar Januari 2024 lalu.
Selain itu, Timnas Indonesia U-23 juga tak ketinggalan menorehkan prestasi dengan menembus babak semifinal Piala Asia U-23 2024 meski pada akhirnya gagal lolos ke Olimpiade Paris 2024.
Di mana salah satu kunci kesuksesan Timnas Indonesia belakangan ini adalah karena gencarnya aktivitas PSSI melakukan naturalisasi pemain keturunan, terutama sejak Erick Thohir menjadi Ketua Umum PSSI.
Nama-nama seperti pemain kelas Eropa dan Grade A bergabung ke timnas Indonesia, seperti Ragnar Oratmangoen, Thom Haye, Jay Idzes, Rafael Struick, Calvin Verdonk, dan Sandy Walsh yang kini menjadi tulang punggung Timnas Indonesia.
Tak hanya itu, dampak potong generasi yang dilakukan oleh Shin Tae-yong memunculkan pemain-pemain muda berbakat seperti Marselino Ferdinan, Asnawi Mangkualam, Pratama Arhan, Rizky Ridho dan Ernando Ari.
Nama Shin Tae-yong juga sering bergema di Stadion diteriakkan oleh para suporter timnas Indonesia.
Namun, ternyata di balik kesuksesan Shin Tae-yong melatih tim Garuda, tersimpan masa lalu yang kelam.
Peristiwa kurang mengenakkan itu diterimanya justru di negaranya sendiri. STY bahkan dilempari telur hingga guling oleh sejumlah oknum pendukung timnas Korea Selatan.
Diketahui peristiwa tersebut terjadi saat Shin Tae-yong masih menjadi pelatih timnas Korea Selatan pada tahun 2018 silam.
Kala itu, STY dinilai gagal lantaran tidak berhasil membawa timnas Korea Selatan lolos ke babak 16 besar Piala Dunia 2018.
Padahal tim Kesatria Taeguk itu sempat menumbangkan juara bertahan Jerman, para suporter tampaknya kesal setelah berekspektasi tinggi pada Shin Tae-yong dan para pemainnya.
Namun yang terjadi mereka harus angkat koper terlebih dahulu meninggalkan Rusia, tempat pelaksanaan Piala Dunia 2018.
Dalam video yang beredar, telur yang dilempar oknum suporter itu tidak sampai mengenai tubuh Shin Tae-yong tapi jatuh dan pecah tepat di depannya.
Momen Shin Tae-yong dilempari telur.
Beberapa detik kemudian, menyusul lemparan benda seperti guling yang sempat dihalau oleh tim pengaman.
Pelaku pelemparan itu sendiri berhasil diamankan pihak berwajib.
Setelah itu, Coach Shin sempat menganggur hingga akhirnya dipinang PSSI pada akhir tahun 2019 di bawah Ketua Umum PSSI Iwan Bule.
Ditilik video unggahan Youtube tvOne berjudul ‘Kini Dipuja, Ternyata Dulu Shin Tae yong Sempat Dilempari Telur’ pun langsung dibanjiri komentar dari pendukung Timnas Indonesia.
“Ini pelajaran bagi suporter Indonesia agar menghargai perjuangan tetap dukung timnas bersama sty,” tambah warganet lainnya.
“Biarkanlah coach shin tae yong mengembangkan sepakbola Indonesia, kami tetap yakin apa yg di bangun coach Shin tae yong pasti akan menghasilkan yg terbaik,” tulis salah satu warganet.
Sebagian besar komentar bernada positif mendukung Shin Tae-yong dan beberapa di antaranya yakin pelatih berusia 53 tahun itu suatu saat nanti akan kembali dihargai di negaranya, Korea Selatan.
Load more