tvOnenews.com - Anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI, Arya Sinulingga berbicara blak-blakan soal biaya pengeluaran PSSI untuk timnas Indonesia.
Seperti diketahui, timnas Indonesia asuhan Shin Tae-yong kini sedang fokus melakoni 8 pertandingan sisa di putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia.
Skuad Garuda baru saja melakoni dua pertandingan dengan berhasil menahan Arab Saudi 1-1 dan Australia 0-0.
Atas hasil imbang tersebut kini membuat timnas Indonesia masih kokoh di urutan keempat dengan raihan dua poin.
Starting line up timnas Indonesia saat menghadapi Australia. (tvonenews.com - Julio Tri Saputra)
Sementara Australia tepat di bawahnya, dengan hasil 1 kali kalah, dan 1 imbang dengan raihan 1 poin.
Sebagai informasi, atas hasil seri timnas Indonesia menghadapi Australia di kualifikasi Piala Dunia, membuat tim Garuda mendapat poin tambahan 8.57 dan melaju ke peringkat 130 dunia dari 132.
Exco PSSI ungkap pengeluaran dari timnas Indonesia
Dalam acara bincang, Arya Sinulingga, Exco PSSI berbicara blak-blakan soal pengeluaran dari PSSI untuk timnas Indonesia dalam setahun.
Di mana menurut Arya Sinulingga, itu memakan dana cukup besar, karena pendanaan untuk Asprov, yang merupakan kepanjangan tangan Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI).
"Untuk Asprov tahun ini sekitar 500 juta, kalikan aja sekian itu berapa. Sisanya untuk timnas Indonesia," ungkapnya dilansir youtube Vivagoal Indonesia.
"Gaji pegawai misalnya, kecil, nggak besar-besar amat, paling setahun juga belasan sampai 20 miliar lah, untuk Asprov pun segitu," paparnya.
Arya mengatakan bahwa yang paling besar adalah pembiayaan timnas Indonesia.
"Hampir 80-70 persen untuk timnas Indonesia semua, timnas kita kan ada U-16, U-17, baru ada U-19, U-20, U-23 dan timnas senior, misalnya kayak sekarang ada timnas putri," terangnya.
"Timnas U-20 kita di mana coba, TC dan lain-lain biaya semua. Jadi terbesar tuh untuk timnas Indonesia, komposisi besarnya untuk di sana," tambahnya.
Tetapi juga dalam kandang atau home, bermain di Stadion sendiri. Hal ini karena sebagian besar pemain naturalisasi timnas Indonesia bermain di luar negeri, seperti Belanda, Amerika Serikat, dan Inggris.
"Dulu kan timnas kita, dikirimnya dari mana, paling jauh dari Papua, berapa biayanya, sekarang dari mana? dari Belanda, dari Inggris," tuturnya.
"Dan kita punya satu hal yang kita pegang juga ya, kita usahakan mereka tidak naik ekonomi kalau lebih dari 5-6 perjalanan, kakinya panjang-panjang, tahu kan harganya pasti harga bisnis," tambahnya.
Arya Sinulingga dan dua pemain naturalisasi timnas Indonesia, Shayne Pattynama, Thom Haye.
Menurutnya, laga kandang untuk timnas Indonesia juga membutuhkan biaya besar.
"Konsekuensi kalau Anda mau timnasnya keren ya begini, kalau nggak ya, terus semua kan minta Grade A, Grade A dimana? di Eropa, biayanya kan mereka berangkat dan sebagainya, itu biaya semua," pungkas Arya Sinulingga.
Pada laga ketiga grup C, Indonesia akan menghadapi Bahrain pada 10 Oktober 2024.
Dan Indonesia baru akan bertemu Jepang pada 15 November 2024. (ind)
Load more