tvOnenews.com - Rangkaian 3 berita bola terpopuler di tvOnenews.com sepanjang Kamis (24/10/2024).
Polemik yang terjadi setelah pertandingan putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia antara Bahrain vs Timnas Indonesia masih menjadi perbincangan yang hangat sampai saat ini.
Laga panas antara Bahrain vs Timnas Indonesia pada Kamis (10/10/2024) lalu memang mendapat sorotan publik.
Pasalnya, Timnas Indonesia dinilai sangat dirugikan oleh keputusan-keputusan dari wasit Ahmed Al Kaf yang memimpin pertandingan.
Wasit Bahrain vs Timnas Indonesia, Ahmed Al Kaf Sumber : AFC
Sontak hal tersebut juga lah yang membuat banyak netizen Indonesia meluapkan emosi dan kekesalan di media sosial.
Banyak dari netizen Indonesia yang menyerbu akun media sosial Timnas hingga Federasi sepak bola Bahrain (BFA).
Tak hanya itu, akun media sosial pribadi milik wasit Ahmed Al Kaf pun tak luput dari serangan netizen Indonesia.
Hal itu lah yang membuat BFA ketar-ketir saat diharuskan melakukan laga tandang ke Indonesia pada bulan Maret 2025 mendatang.
BFA bahkan sampai mengirim surat ke AFC agar pertandingan dilakukan di tempat netral bukan di Indonesia.
Indonesia vs Bahrain (Sumber : X/TimnasIndonesia)
Seperti kita tahu sebelumnya, polemik yang terjadi di laga antara Bahrain vs Timnas Indonesia beberapa waktu lalu membuat BFA mengirim surat ke AFC.
Dalam suratnya, BFA meminta AFC untuk memindahkan venue pertandingan antara Timnas Indonesia vs Bahrain pada Maret 2025 nanti ke tempat netral.
Permintaan itu didasari dari alasan BFA yang ingin menjaga keselamatan serta keamanan para pemain, staf, pelatih, hingga suporter maupun penggemar Bahrain.
Namun, hal tersebut justru memunculkan polemik yang lebih rumit lagi lantaran jika FIFA tidak mengabulkan permintaan Bahrain, mereka bisa mendapatkan sanksi berat jika tetap menolak datang ke Indonesia.
Jika Bahrain tetap menolak untuk bermain di Indonesia, maka anak asuh Dragan Talajic dihadapkan sanksi berat berupa kalah WO dan mungkin saja mundur dari Kualifikasi Piala Dunia.
Pasalnya, hal tersebut pernah menimpa Timnas Indonesia pada tahun 1957 saat meminta untuk laga vs Israel diadakan di tempat netral namun ditolak FIFA, dimana saat itu pasukan Garuda memilih untuk mundur dari Kualifikasi Piala Dunia 1958.
Jika tidak, Bahrain mungkin harus menerima kekalahan WO 3-0 dimana hal tersebut tertuang dalam FIFA Legal Handbook.
"Tim yang mengundurkan diri dianggap kalah 3-0 di pertandingan sepakbola 11 vs 11," tulis dalam FIFA Legal Handbook.
Berdasarkan regulasi Kualifikasi Piala Dunia 2026 Nomor 5 Ayat 2, setiap asosiasi yang absen dalam pertandingan, setelah kualifikasi bergulir, maka wajib membayar denda sebesar 40 ribu Swiss Franc atau sekitar Rp 715 juta.
Apabila Bahrain tetap ogah bermain tandang ke Indonesia, maka BFA harus merogoh kocek sekitar Rp715 juta untuk membayar denda tersebut.
Baca selengkapnya: Bahrain Dicoret dari Kualifikasi Piala Dunia 2026 oleh FIFA dan Beri Poin Cuma-Cuma ke Indonesia, jika...
Calvin Verdonk (Sumber : nec nijmegen)
Setelah hasil kurang baik yang didapat Timnas Indonesia di dua pertandingan putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 menghadapi Bahrain dan China, Calvin Verdonk memberikan kritik untuk dua lawannya tersebut.
Verdonk mengatakan jika dirinya tidak menyukai kebiasaan Bahrain dan China yang terlalu sering membuang-buang waktu saat bertanding.
Kita tahu jika kebiasaan membuang-buang waktu yang dilakukan China dan Bahrain memang mendapat sorotan dari publik.
Menurut Verdonk, selain merugikan pertandingan hal tersebut juga menurunkan kualitas kompetisi secara keseluruhan.
“Apa yang membuat saya lebih heran adalah cara mereka membuang-buang waktu. Kiper mereka selalu tergeletak di tanah sepanjang waktu, bahkan sejak kedudukan 0-0,” kata Calvin Verdonk tentang China yang suka buang-buang waktu.
“Ketika Anda menghadapi situasi seperti itu, sangat sulit untuk bermain dengan ritme yang konsisten," terang Verdonk.
Calvin Verdonk tampaknya merasa kecewa dengan gaya bermain beberapa negara di zona Asia yang sering kali mengandalkan taktik membuang waktu.
Bagi Verdonk, hal ini tidak hanya merugikan tim yang ingin bermain sepak bola dengan intensitas tinggi, tetapi juga merusak kualitas keseluruhan kompetisi.
Baca Selengkapnya: Setelah Lawan Bahrain dan China, Calvin Verdonk Terheran-heran Kenapa Negara di Zona Asia Suka Buang Waktu: Tidak Bagus!
Pelatih Timnas Indonesia U-17, Nova Arianto (Sumber : Kolase tvOnenews.com)
Timnas Indonesia U-17 berhasil meraih hasil positif di laga pembuka Grup G Kualifikasi Piala Asia U-17 2025 menghadapi Kuwait.
Anak asuh Nova Arianto itu berhasil menang dengan skor tipis 1-0 dari Kuwait pada Rabu 23 Oktober kemarin.
Kemenangan tersebut justru membuat salah satu Media Vietnam, SOHA.Vn heran yang pada awalnya mengira jika Timnas Indonesia akan dibuat kesulitan oleh Kuwait.
"Pada laga pembuka Grup G kualifikasi turnamen Asia U17 2025, timnas U17 Indonesia diperkirakan akan menghadapi banyak kesulitan saat menghadapi tuan rumah Kuwait. Namun, timnas Indonesia menunjukkan keberaniannya dengan kemenangan impresif," tulis media Vietnam, Soha, seperti dilansir tvOnenews.com.
Bahkan performa yang ditunjukan Timnas Indonesia saat menghadapi Kuwait justru membuat SOHA memberikan pujian dan menilai jika peluang skuad Garuda untuk melaju ke putaran final semakin lebar.
"Dengan performa tinggi, Indonesia U17 masih menjadi kandidat cemerlang perebutan tiket melaju ke final," lanjutnya.
Di kualifikasi Piala Asia U-17 ini, Timnas Indonesia bersaing dengan Australia, Kuwait, dan Kepulauan Mariana Utara.
Berkat kemenangan ini, Timnas Indonesia U-17 berada di peringkat kedua di bawah Australia yang lebih unggul karena selisih gol mereka usai mengalahkan Kepulauan Mariana Utara 19-0.
Baca selengkapnya: Betapa Herannya Media Vietnam, kok Timnas Indonesia U17 Bisa Menang Lawan Kuwait, padahal Skuad Nova Arianto...
(ism/adk/far/akg)
Load more