tvOnenews.com - Pelatih Timnas Jepang, Hajime Moriyasu mengakui persiapan matang perlu dilakukan jelang laga kontra Timnas Indonesia pada 15 November mendatang di Stadion Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta.
Usai hasil kurang memuaskan melawan Australia dalam kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia, Moriyasu menyebut bahwa tekanan stadion tandang di GBK akan menjadi tantangan tersendiri bagi Jepang.
Dengan kapasitas penonton besar dan atmosfer yang dianggap “angker” oleh beberapa tim lawan, GBK dikenal memiliki tekanan psikologis yang mampu memengaruhi performa tim tamu.
Jepang kini berada di Grup C putaran ketiga kualifikasi Piala Dunia 2026 bersama Indonesia, Australia, Arab Saudi, dan Bahrain.
Dalam dua pertandingan awal yang berlangsung pada Oktober lalu, Jepang mengumpulkan empat poin.
Hasil dari kemenangan 2-0 atas Arab Saudi dan hasil imbang 1-1 saat menjamu Australia.
Hasil ini sedikit mengecewakan bagi Samurai Biru, yang sebelumnya menargetkan poin penuh di dua laga awal tersebut.
Pada laga melawan Australia, Jepang sebenarnya menunjukkan dominasi permainan di kandang.
Namun, serangan yang dibangun kerap kali terbentur dengan solidnya pertahanan Australia.
Jepang kebobolan pada menit ke-58 setelah Taniguchi yang coba menghalau crossing dari sisi kanan, malah mengarahkan ke gawang sendiri.
Hal sama terjadi saat Australia menjebol gawang sendiri pada menit ke-76, sehingga kedudukan skor 1-1.
Jepang gagal mencetak gol tambahan karena Australia bertahan total.
“Kami bermain cukup baik di kandang, namun ada beberapa hal yang kurang berjalan optimal. Dengan satu pemain pengganti yang tersisa, mungkin kami bisa membuat keputusan yang lebih tepat.” ujar Hajime Moriyasu dikutip dari nikkansports.com.
Terutama dari atmosfer stadion GBK yang akan dipadati puluhan ribu pendukung Timnas Indonesia.
Atmosfer GBK sering dianggap memberikan energi tambahan bagi pemain Indonesia.
Hal ini membuat lawan-lawan kerap kewalahan menghadapi sorakan puluhan ribu penonton.
Dalam laga-laga kualifikasi sebelumnya, stadion di Jakarta ini dipenuhi puluhan ribu penonton yang bersemangat mendukung skuad Garuda.
Menyadari hal tersebut, Moriyasu menegaskan pentingnya mentalitas kuat untuk menghadapi suasana GBK yang akan "meneror" para pemainnya.
“Saya menyaksikan babak kualifikasi sejauh ini, dan ada 60.000 hingga 80.000 orang yang hadir di babak kualifikasi beberapa waktu lalu,” ucapnya.
Bagi tim tamu, dukungan masif seperti ini dapat menjadi tantangan besar yang terkadang mengganggu fokus pemain di lapangan.
Oleh karena itu, Moriyasu menekankan pentingnya disiplin taktik dan ketenangan di tengah tekanan suporter tuan rumah.
Ia meminta para pemain Jepang untuk tetap tenang dan menjalankan strategi permainan dengan sabar.
“Ini akan menjadi lingkungan yang sangat sulit, saya waspada,” terang sang pelatih.
Menghadapi Indonesia yang secara peringkat FIFA jauh di bawah Jepang, Moriyasu menyadari bahwa menganggap remeh lawan hanya akan membuat timnya merugi.
Pelatih berusia 56 tahun ini menilai bahwa permainan Indonesia telah berkembang signifikan di bawah asuhan pelatih Shin Tae-yong, terutama dari segi agresivitas dan stamina pemain.
Selain persiapan taktik, Moriyasu juga menekankan pentingnya menjaga kondisi fisik dan mental para pemain.
Atmosfer di stadion yang penuh sesak seperti GBK dapat memengaruhi konsentrasi pemain.
Moriyasu ingin memastikan bahwa para pemain tiba di Indonesia dalam kondisi bugar dan siap menghadapi segala tantangan yang ada.
Pertandingan antara Indonesia dan Jepang akan menjadi ujian menarik bagi kedua tim.
Sementara Timnas Indonesia berusaha menciptakan kejutan di hadapan pendukungnya sendiri, Jepang harus menghadapi keangkeran GBK dan tekanan mental yang datang dari sorak-sorai suporter Indonesia.
Laga ini diperkirakan akan berlangsung sengit, di mana kedua tim akan berjuang keras untuk mencetak poin demi memperbesar peluang menuju Piala Dunia 2026. (adk)
Load more