Jakarta, tvOnenews.com - Klub-klub di Liga Jepang disarankan untuk tidak merekrut pemain Timnas Indonesia, karena sering melakukan tindakan bullying di media sosial.
Liga Jepang bukan menjadi tempat asing bagi para pemain Timnas Indonesia untuk berkarier, tetapi sampai saat ini belum ada yang sukses.
Irfan Bachdim, Stefano Lilipaly, Pratama Arhan, dan Justin Hubner menjadi pemain dari Timnas Indonesia yang pernah berkarier di Liga Jepang.
Sayangnya, para pemain tersebut jarang mendapatkan menit bermain di klubnya hingga harus lebih banyak duduk di bangku cadangan.
Ramadhan Sananta disebut-sebut sebagai pemain dari Indonesia berikutnya yang bakal berkiprah di Liga jepang.
Hal ini diungkapkan sendiri bahwa ada tawaran dari klub Liga Jepang, tetapi saat ini masih ingin fokus dulu di Persis Solo.
"Saya telah menerima tawaran dari negara Asia Timur. Itu dari negara yang akan menjadi lawan tim nasional Indonesia masa depan," ujar Sananta.
Seolah menolak secara halus, media Jepang, Biglobe menyarankan agar klub-klub di J League 1 dan 2 untuk tidak merekrut pemain asal Indonesia.
Bukan karena kualitas, namun serangan dari warganet Indonesia yang kerap brutal di media sosial ketika pemain tidak mendapat kesempatan bermain.
Salah satu contoh terbaru, yaitu ketika Pratama Arhan memperkuat Tokyo Verdy yang masih bermain di J League 2 pada 2022 lalu.
Ketika nama Pratama Arhan tidak muncul dalam daftar susunan pemain, akun Instagram Tokyo Verdy selalu diserang oleh warganet Indonesia.
Sama halnya dengan Justin Hubner yang dipinjamkan ke Cerezo Osaka dari Wolverhampton Wanderers U-21 pada Maret 2024 lalu.
Warganet Indonesia selalu menyerang akun Instagram Cerezo Osaka ketika Justin Hubner tidak diturunkan pelatih.
Hal-hal tersebut yang membuat Biglobe tidak menyarankan merekrut pemain asal Indonesia.
"Timnas Indonesia sedang membuat heboh jagat sepak bola Asia akibat kelakuan brutal suporter dan suporternya sendiri," tulis Biglobe, Senin (28/10).
"Mengingat masalah serupa juga terjadi di J League, tidak berlebihan jika dikatakan bahwa mengakuisisi pemain yang mewakili negara memiliki risiko," tambahnya. (fan)
Load more