Jakarta, tvOnenews.com - Anggota Komisi X DPR RI Fraksi Demokrat, Anita Jacoba Gah mengkritik PSSI soal pemain naturalisasi di Timnas Indonesia dan meminta Kevin Diks serta dua pemain keturunan lainnya menjadi yang terakhir.
PSSI tengah melakukan proses naturalisasi Kevin Diks dan dua pemain keturunan untuk Timnas Putri Indonesia yakni Noa Johanna Christina Cornelia Leatomu serta Estella Raquel Loupatty.
Ketiganya sudah disetujui dalam rapat kerja Komisi III dan Komisi X DPR RI bersama Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Dito Ariotedjo, dan perwakilan PSSI di Kompleks Parlemen, Senin (4/11/2024).
Komisi X menyetujui proses naturalisasi Kevin Diks untuk menjadi WNI dengan alasan persiapan Timnas Indonesia di putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia pada 2024 dan 2025.
Kemudian bek FC Copenhagen itu juga diproyeksikan untuk persiapan Timnas Indonesia di Piala AFF 2024 dan Piala Asia 2027 di Arab Saudi.
Sementara itu, Noa dan Estella dipersiapkan untuk Timnas Putri Indonesia pada Piala AFF 2024, Kualifikasi Piala Asia U-20 2026 ronde 1 dan ronde 2 di 2025 dan FIFA Women Match Day 2025.
Selain itu juga meningkatkan jumlah kemenangan Garuda Pertiwi di turnamen Asia hingga menduduki peringkat 5 besar di Asia dan lolos Piala Asia Wanita 2026.
Namun dalam rapat tersebut, Anita Jacoba Gah sempat mengkritik PSSI soal pemain naturalisasi dan meminta Kevin Diks, Noa, serta Estella menjadi yang terakhir.
Alasannya, Anita menilai bahwa Indonesia tidak kekurangan atlet lokal yang memiliki kemampuan dan prestasi yang tak kalah baiknya.
"Saya berharap ini yang terakhir karena kita tidak miskin atlet. Siapa bilang kita miskin, kita banyak atlet. Kenapa kita harus ambil dari luar terus," celetuk Anita dalam rapat di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (4/11/2024).
"Pertanyaan saya kenapa kita harus ambil dari luar? Bukan sekali, tetapi ini sudah beberapa kali. Perlu dipertanyakan dan perlu jadi perhatian kita semua Komisi X," imbuhnya.
"Mau sampai kapan kita terus mengambil atlet dari luar?" katanya lagi.
Di sisi lain, Anita berharap ketiga pemain keturunan di atas dapat memberikan dampak yang positif bagi Indonesia, jika tidak maka dirinya menyarankan agar PSSI tidak melakukan naturalisasi lagi.
"Tiga atlet ini, kami berharap mereka memberi yang terbaik untuk Indonesia. Tapi bagaimana kalau ini gagal lagi? Jangan kita ulangi lagi, panggil dari luar tapi tidak membanggakan," tegas Anita.
Sementara itu, Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Dito Ariotedjo justru memastikan bahwa proses naturalisasi Kevin Diks dkk tidak akan menjadi yang terakhir.
"Mudah-mudahan mereka bisa memenuhi target dari warga Indonesia. Mungkin ini bukan proses naturalisasi yang terakhir, juga akan ada proses naturalisasi dari cabor olahraga yang lainnya," kata Dito.
Di kesempatan yang sama, Anggota DPR Fraksi Nasdem, Lita Machfud Arifin bertanya soal nilai transfer Kevin Diks dari klubnya, FC Copenhagen ke PSSI.
"Apakah ada nilai transfer dari klub ke PSSI? Anggarannya diambil dari APBN di kementerian atau sponsorship?" tanya Lita.
Sekjen PSSI, Yunus Nusi pun menjawabnya dengan mengatakan bahwa pihaknya tidak pernah membayar ke klub dalam proses naturalisasi pemain.
"Untuk naturalisasi, kami tidak pernah memberikan transfer atau membayar ke mereka," jawab Yunus Nusi.
Terlepas dari hal itu, Kevin Diks kemungkinan belum tentu bisa menjalani debutnya untuk Timnas Indonesia melawan Jepang pada 15 November 2024 ini.
Sebab, proses Kevin Diks dkk lebih dulu harus melalui rapat paripurna, keputusan Presiden, pengambilan sumpah WNI dan terakhir perpindahan federasi ke PSSI.
Kendati begitu, Yunus Nusi mengatakan proses Kevin Diks akan dikebut dan ditargetkan bisa memperkuat Timnas Indonesia saat melawan Arab Saudi pada 19 November 2024.
"Kita akan berusaha menuju ke pertandingan melawan Jepang, tetapi proses administasi dengan pihak ketiga atau negara lain jadi kendala kami. Tetapi kami optimistis untuk tanggal 19 November melawan Arab Saudi kami yakin Kevin Diks sudah bisa," pungkasnya.
(yus)
Load more