tvOnenews.com - Pandit senior, Coach Justin memberikan kritikannya kepada klub-klub Liga Jepang yang merekrut para pemain timnas Indonesia, seperti Justin Hubner dan Pratama Arhan.
Meski lantang mengkritik timnas Indonesia dan Shin Tae-yong, Coach Justin juga sosok yang paling mendukung agar kontrak Shin Tae-yong diperpanjang oleh PSSI dan dalam hal ini mendorong Ketua Umum PSSI, Erick Thohir.
Dia mengakui perubahan signifikan dari performa, taktik dan fisik dari para pemain timnas Indonesia sejak kepelatihan Shin Tae-yong.
Dalam hal ini, Shin Tae-yong berhasil membawa timnas Indonesia lolos putaran ketiga kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia.
Sebelum itu, pelatih asal Korea Selatan itu sukses membawa timnas Indonesia U-24 menembus semifinal Piala Asia U-23, meski gagal lolos ke Olimpiade 2024 Paris.
Dia juga membawa timnas senior memberi kejutan di gelaran Piala Asia 2023 dan lolos ke babak 16 besar dengan mengalahkan tim-tim unggulan.
Tak hanya, timnas Indonesia kini sedang fokus melakoni laga kandang kontra Jepang (15 November) dan Arab Saudi (19 November).
Coach Justin tak sarankan pemain timnas Indonesia berkarier di Liga jepang
Dalam sebuah kesempatan talk show bertajuk 'Kasih Paham CAPT', Coach Justin bercerita soal pemain Indonesia di Liga Jepang.
Melihat Justin Hubner yang mengungkapkan kekecewaannya di Cerezo Osaka, tidak diberi banyak menit bermain.
Setelah tak mendapatkan menit bermain dan memutuskan cabut dari Cerezo Osaka, kini Justin Hubner dikirim oleh Wolverhampton ke klub IFK Norrkoping, klub peserta kasta tertinggi Liga Swedia.
Coach Justin menceritakan pengalaman buruk pemain Indonesia yang bermain di Liga Jepang, seperti Stefano Lilipaly dan Irfan Bachdim.
"Gua punya pengalaman dengan Lilipaly kan, gue yang kenalkan dia ke klub, akhirnya dia pindah ke Liga Jepang," terang Coach Justin dilansir youtube TS Media.
Justin mengakui bahwa Stefano Lilipaly bisa direkrut klub Liga Jepang, Consadole Sapporo pada tahun 2014 atas rekomendasinya.
"Ada orang liga tanya gua, pemain siapa, waktu itu Lilipaly, oke gua telpon Lilipaly," bebernya.
Justin kemudian menghubungi Stefano Lilipaly dan menawarkannya untuk bermain di Jepang.
"Oke mau, gua bukan agen, jadi gua gak minta fee atau lain-lain, ini kontaknya, lu tinggal email. Dia email dibalas dan kemudian dia pindah ke Jepang," cerita Justin.
Sayang, pemain naturalisasi timnas Indonesia itu tak dipakai jasanya oleh klub tersebut, sehingga dirinya lebih sering menjadi penghangat bangku cadangan.
"Di situ dia udah nggak dipakai, dia juga bingung, nggak berani kasih kesempatan, cuman friendly match. Nggak dikasih alasan," paparnya.
Tak lama kemudian, giliran Irfan Bachdim striker andalan timnas Indonesia di Piala AFF 2010 berangkat ke Liga Jepang atau J-League 1 dengan membela Ventforet Kofu pada 2015.
Akan tetapi, pemain keturunan Indonesia tak mendapat kesempatan bermain, sama seperti Stefano Lilipaly.
"Sama nggak dipakai juga, kayaknya untuk mengangkat nama klubnya di situ," terangnya.
Tak sampai di situ, sampai bek andalan Shin Tae-yong di timnas Indonesia, Pratama Arhan bernasib sama dengan para seniornya.
"Kasus ketiga Pratama Arhan, sama sekali nggak dikasih kesempatan juga untuk bermain," jelasnya.
"Kasus keempat Justin Hubner, tapi tiga ini kan nggak berani ngomong, atau terima-terima aja. Justin kan berani ngomong," paparnya.
Menurut pandit ini berdasarkan keterangan Justin Hubner, klub Jepang yang merekrutnya hanya memanfaatkan dirinya.
"Mereka itu manfaatkan gua untuk marketing purpose saja, makanya dia kesel kan," jelas Justin.
"Untuk mengangkat nama mereka di Indonesia," tutup Coach Justin.
Coach Justin mengakui kini peningkatan sepak bola dan timnas Indonesia sejak ditangani oleh Shin Tae-yong dan juga PSSI di bawah Erick Thohir.
"Kalau soal timnas nggak ada kritikan, kalau gak ada kritik masa kita harus kritik, kan lucu," papar Justin dilansir youtube TS Media.
Dia menegaskan bahwa tak dibayar oleh siapapun karena tak mengkritik PSSI.
"Intinya gua dibebasin mau mengkritik atau tidak, dan so far PSSI, Jeje juga tahu gua selalu dukung PSSI dan dukung Shin Tae-yong," terangnya.
"Karena jalannya udah bener, it goes up and down, tapi trennya ke atas, kadang kita kalah, kadang naik, kadang main jelek, kadang main bagus, tapi trennya ini ke atas, ini fakta. Bukan pendapat gue," jelasnya.
Di sisi lain, pembicaraan kemudian beralih ke soal netizen Indonesia marah-marah karena katanya Pratama Arhan dimanfaatkan oleh Suwon FC photoshoot saja, tetapi tak dimainkan.
Coach Justin dengan tegas membantah asumsi dari netizen soal tak dimainkannya Pratama Arhan di Suwon FC.
"Arhan pernah main tapi kartu merah langsung, main satu menit terus kartu merah," terang Justin.
Sebagaimana diketahui, kini Pratama Arhan bermain untuk Suwon FC, kasta teratas Liga Korea Selatan.
Setelah sebelumnya bermain di Tokyo Verdy dan tidak mendapat kontrak baru begitu musim 2024 berakhir.
Kemudian, Coach Justin menyampaikan kritiknya tentang klub di Liga Jepang.
"Jepang itu parah, gua itu yang bantu Stefano Lilipaly main di Jepang," tuturnya.
Saat itu, Coach Justin mengaku ada orang Jepang yang mencari pemain Indonesia untuk bermain di J1 League atau Liga Jepang.
"Gua bilang nggak, ajak Lilipaly aja, dia di Belanda gua telpon, gau panggil dia Fano kan, eh Fano ada klub Jepang, lu mau nggak," tuturnya.
"Gua bukan agen, gua hanya temannya Stefano Lilipaly, oke kalau lu mau, gua kasih email lu ke mereka, kontak langsung dan bermain di sana," papar Justin.
Pemilik nama lengkap Justinus Lhaksana ini menyatakan bahwa pemain kelahiran Belanda itu kurang mendapat menit bermain selama merumput di Liga Jepang.
"Sangat sedikit lah, hanya friendly match," tuturnya.
"Gak lama Stefano Lilipaly cabut, di klub yang sama Irfan Bachdim (masuk), dan nggak main juga," papar Justin.
Coach Justin menegaskan bahwa mereka merekrut pemain-pemain dari Indonesia atau sekelas timnas Indonesia hanya untuk mendapatkan penonton Indonesia.
"Untuk mendapat exposure," timpali Natascha Germania yang memandu talk show.
Berdasarkan catatan Transfermarkt, Stefano Lilipaly mantan punggawa timnas Indonesia itu pernah bermain klub jepang bernama C'dole Sapporo.
Coach Justin juga menyinggung nasib Pratama Arhan ketika bermain di Tokyo Verdy.
"Habis itu Arhan, Arhan kan sebelumnya di Jepang," bebernya.
Di kesempatan yang sama, Jeje (Penerjemah Shin Tae-yong) bertanya ke Coach Justin soal alasan mengapa pemain timnas Indonesia seperti Pratama Arhan kurang mendapat kesempatan bermain di Liga Jepang.
Menjawab hal tersebut, Coach Justin menegaskan bahwa mereka hanya untuk mencari exposure di media sosial, karena besarnya massa publik sepak bola Indonesia.
"Murni untuk kepentingan sosial media di Indonesia, biar mereka nonton J League," paparnya.
"Contoh keempat, Justin Hubner marah-marah dia, dia gak pernah dimainin," ungkapnya.
Coach Justin mengaku bahwa Justin Hubner marah-marah karena dia jarang mendapat kesempatan bermain.
"Dia bilang Cerezo Osaka ini memanfaatkan gua untuk sosmednya, Justin Hubner sendiri yang bilang di media," bebernya.
"Gak heran, karena ini kasus keempat, gua bilang ke Arhan, kalau bisa jangan ada pemain kita ke Jepang lagi lah," terangnya.
Pandit senior ini masih mewajarkan jika bermain di Liga Korea Selatan, karena berkaca dari pengalaman kapten timnas Indonesia, Asnawi Mangkualam yang masih sering dimainkan.
"Ke Korea, Asnawi masih sering main, Arhan dikasih kesempatan walaupun kartu merah ya, minimal dikasih kesempatan," tegas Justin.
"Di Jepang sama sekali gak, itu gua agak kesel juga, jujur," tambahnya.
Untuk diketahui, setelah tak mendapatkan menit bermain dan memutuskan cabut dari Cerezo Osaka, kini Justin Hubner kembali ke klubnya, Wolverhampton U-21. (ind)
Load more