Jakarta, tvOnenews.com - Sanksi FIFA terhadap Timnas Indonesia lebih berat daripada yang diterima Jepang dan Arab Saudi di Kualifikasi Piala Dunia 2026.
Sanksi tersebut diberikan kepada ketiga negara di atas setelah melakoni pertandingan putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia Grup C.
Tepatnya pada September dan Oktober 2024 lalu di mana dalam periode itu peserta Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia bertanding termasuk Timnas Indonesia.
Hasilnya, skuad Garuda sukses menahan imbang tiga tim kuat Asia yakni Arab Saudi 1-1, Australia 0-0, dan Bahrain 2-2 sebelum kalah dari China 1-2.
Hasil itu membuat Timnas Indonesia saat ini berada di posisi kelima pada klasemen sementara Grup C dengan koleksi tiga angka.
Baru-baru ini, Komite Disiplin FIFA merilis sanksi atas 27 pelanggaran yang dilakukan sejumlah tim peserta kualifikasi pada September dan Oktober 2024.
"FIFA telah menerbitkan sanksi yang dijatuhkan oleh Komite Disiplinnya atas insiden yang terjadi pada bulan September dan Oktober 2024 selama kompetisi pendahuluan untuk Piala Dunia FIFA 26," tulis pernyataan FIFA di laman resminya yang diterbitkan 7 November 2024.
Dari total 27 pelanggaran yang dilakukan oleh beberapa negara, Timnas Indonesia di antaranya mendapatkan sebanyak empat jenis pelanggaran.
Pertama, saat melawan Australia (10/9/2024), Timnas Indonesia dianggap melanggar FIFA Disciplinary Code (FDC) pasal 14.
Skuad Garuda dan Australia telat untuk melakukan kick-off pertandingan, beruntung FIFA hanya memberikan sanksi peringatan atau teguran.
Kedua, saat bersua China (15/10/2024), Timnas Indonesia dianggap melakukan pelanggaran yang sama tapi kali ini didenda 10 ribu Franc Swiss (CHF) atau sekira Rp179 juta.
Ketiga, saat Garuda ditahan imbang Bahrain (10/10/2024), manajer Timnas Indonesia, Sumardji melanggar FIFA Disciplinary Code pasal 14 ayat 1 usai melakukan protes yang dianggap berlebihan.
Sumardji yang saat itu dikartu merah oleh wasit disanksi larangan mendampingi satu pertandingan Timnas Indonesia dan denda 5 ribu CHF atau sekira Rp89,5 juta.
Keempat, asisten Shin Tae-yong di Timnas Indonesia, Kim Jong-jin juga dianggap melakukan pelanggaran serupa seperti Sumardji.
Sehingga, Kim Jong-jin disanksi FIFA dengan larangan empat laga menemani STY di Timnas Indonesia dan denda 5 ribu CHF atau Rp89,5 juta.
Jika dijumlahkan, denda yang didapat Timnas Indonesia menjadi total Rp358 juta, angka yang sangat fantastis untuk ditebus PSSI.
Namun, PSSI masih bisa mengajukan banding kepada Komite Disiplin FIFA untuk insiden-insiden tertentu.
"Komite Disiplin FIFA mengambil keputusan berdasarkan keadaan khusus dari setiap kasus. Beberapa keputusan mungkin dapat diajukan banding," bunyi pernyataan FIFA.
Sementara dua rival Timnas Indonesia, yakni Jepang dan Arab Saudi justru mendapatkan sanksi yang lebih ringan ketimbang skuad Garuda.
Jepang mendapatkan sanksi dari FIFA saat melawan Arab Saudi (10/10/2024) karena melanggar Pasal 13 FDC & Bagian F soal Peraturan Pemasaran & Media.
Namun, Jepang hanya mendapatkan teguran dari FIFA, pun demikian yang diberikan FIFA kepada Arab Saudi dengan sanksi serupa berupa peringatan saja.
Lantas, apakah FIFA menerapkan standar ganda dalam pemberian sanksi terhadap para peserta? Yang jelas, sanksi yang sudah dilayangkan FIFA diambil berdasarkan tingkat pelanggarannya.
Satu hal yang pasti, Timnas Indonesia akan menjamu Jepang pada Jumat, 15 November 2024 malam WIB dan bersua Arab Saudi pada Selasa, 19 November 2024 malam WIB di Stadion Utama Gelora Bung Karno.
Di atas kertas, Timnas Indonesia yang menempati peringkat 130 di ranking FIFA sulit untuk mengalahkan Jepang (15 dunia) dan Arab Saudi (59 dunia).
(yus)
Load more