tvOnenews.com - Keputusan Komite Disiplin FIFA menjatuhkan sanksi hingga denda kepada PSSI dan staf Timnas Indonesia memicu gelombang protes dan sindiran dari netizen.
Hukuman ini dianggap cukup berat oleh banyak pendukung sepak bola, terutama mengingat sejumlah alasan yang dianggap netizen kurang relevan.
Dari masalah keterlambatan masuk lapangan hingga tindakan “misconduct” staf ini mencuatkan tanda tanya besar terkait keputusan FIFA terhadap Timnas Indonesia.
Keputusan FIFA ini datang usai Komite Disiplin mencatat beberapa pelanggaran yang terjadi saat laga kualifikasi Piala Dunia 2026, di mana tim Indonesia berlaga melawan Australia, China, dan Bahrain.
Sanksi tersebut termasuk denda uang tunai serta larangan beberapa staf pendamping untuk menemani tim selama laga ke depan.
Namun, di tengah perdebatan mengenai keadilan keputusan ini, netizen di media sosial X dengan cepat melayangkan protes hingga menyindir pihak penyelenggara yang dianggap memberi perlakuan tidak adil.
Pelanggaran pertama yang menjadi sorotan adalah keterlambatan Timnas Indonesia memasuki lapangan saat melawan Australia.
Atas kejadian tersebut, FIFA memberikan peringatan keras tanpa denda kepada PSSI dan staf.
Namun, insiden serupa kembali terjadi saat laga melawan China, dan kali ini FIFA memberikan sanksi berupa denda sebesar Rp179 juta.
Keterlambatan dalam memasuki lapangan dianggap sebagai bentuk pelanggaran protokol oleh Komite Disiplin.
Sumardji dikenai larangan untuk mendampingi tim selama satu laga berikutnya serta harus membayar denda sebesar Rp90 juta.
Menyusul kejadian yang sama, Kim Jong-jin, asisten pelatih Shin Tae-yong, menerima hukuman yang lebih berat.
Kim Jong-jin dilarang mendampingi tim selama empat laga ke depan serta denda yang sama sebesar Rp90 juta.
Menurut FIFA, tindakan keduanya selama pertandingan melawan Bahrain dianggap melanggar etika dan peraturan FIFA, meskipun rinciannya tidak dijelaskan lebih jauh.
Di media sosial X, kabar ini langsung menuai reaksi keras dari netizen.
Banyak yang merasa bahwa sanksi FIFA terlalu berat dan tidak sebanding dengan pelanggaran yang dilakukan.
Beberapa netizen bahkan melontarkan sindiran dengan menganggap bahwa keputusan ini tidak adil dan terkesan ada pihak yang “diuntungkan” dalam peraturan yang ditegakkan FIFA.
“Itu wasit yang telat niup peluit, kok gak kena sanksi?” komentar netizen di unggahan @idextratime.
“Engga dong kan duitnya udh masuk duluan,” balas yang lain seakan menyinggung isu transparansi dan kecurigaan terkait alasan di balik sanksi ini.
Sanksi terhadap Kim Jong-jin, asisten pelatih Shin Tae-yong, juga menjadi topik hangat.
Hukuman larangan mendampingi tim hingga empat laga dinilai berlebihan.
“Kim Jong-jin separah apa sih misconductnya? Kok sampe larangan 4x hadeh kocak,” sindir netizen.
“Kim Jong-jin larangan 4 match mendampingi? Aneh banget. Emang kayak dijegal buat biar minim analisis aja,” kata yang lain.
“Kemarin vs Qatar pemain kena denda sekarang staf. Emang susah kalo lawan anak panitia,” tulis netizen lain.
Gelombang protes dari netizen Indonesia yang merasa keberatan dengan keputusan FIFA ini bukanlah yang pertama kali terjadi.
Di ajang internasional, beberapa Timnas dari negara lain juga seringkali merasa bahwa regulasi FIFA terkadang memberikan perlakuan berbeda terhadap tim yang dianggap lebih “berpengaruh”.
Hal inilah yang kemudian memunculkan spekulasi dari publik bahwa aturan FIFA terkadang kurang tegas dan tidak konsisten.
Apalagi jika berhadapan dengan negara-negara yang memiliki pengaruh besar dalam organisasi sepak bola dunia.
Kendati demikian, sebagian penggemar sepak bola Tanah Air tetap berharap bahwa PSSI dapat menanggapi sanksi ini dengan positif dan melakukan perbaikan agar kejadian serupa tidak terulang. (adk)
Load more