Sama seperti Malaysia yang menggunakan jasa pemain naturalisasi, Indonesia menunjukkan bahwa kontribusi pemain dengan latar belakang multikultural semakin penting dalam kompetisi sepak bola modern.
Namun, ada perbedaan mendasar dalam pendekatan kedua negara. Malaysia memanfaatkan pemain naturalisasi yang telah mapan di Liga Malaysia, seperti Paulo Josue dan Endrick Dos Santos, untuk menambah kedalaman skuad mereka.
Sementara itu, Indonesia tampak lebih fokus pada pembinaan jangka panjang dengan melibatkan pemain muda keturunan yang sebagian besar berlaga di luar negeri, seperti Justin Hubner dari Wolverhampton dan Marselino Ferdinan yang bermain untuk Oxford United.
Pendekatan ini menunjukkan orientasi Indonesia yang tak hanya mengejar prestasi jangka pendek, tetapi juga pembangunan tim nasional yang lebih berkelanjutan.
Absennya beberapa pemain kunci dari kedua tim akibat komitmen klub menjadi tantangan tersendiri.
Malaysia harus bermain tanpa kontribusi pemain-pemain dari JDT, sementara Indonesia tetap mampu memanggil pemain yang berkarier di luar negeri, meski terkadang menemui hambatan administrasi.
Keputusan Malaysia untuk tetap mengandalkan liga domestik selama Piala AFF memberikan tekanan tambahan pada pelatih untuk memaksimalkan sumber daya yang tersedia.
Load more