Jakarta, tvOnenews.com - Tangan kanan Shin Tae-yong di Timnas Indonesia, Yeom Ki-hun blak-blakan kecewa dengan Ragnar Oratmangoen.
Penampilan lini depan Timnas Indonesia yang dimotori Ragnar Oratmangoen menjadi sorotan saat dikalahkan Jepang.
Pada laga yang menangkan Jepang dengan skor 4-0 itu, lini depan Timnas Indonesia melewatkan sejumlah peluang emas.
Salah satunya, peluang emas yang didapat Ragnar Oratmangoen pada awal-awal pertandingan.
Pemain FCV Dender ini menerima umpan lambung dari lini belakang dan tinggal berhadapan dengan kiper Samurai Biru, Zion Suzuki.
Akan tetapi, peluang emas tersebut gagal berbuah gol karena tembakan Ragnar Oratmangoen masih mampu diantisipasi.
Padahal, jika terjadi gol, mungkin jalannya pertandingan akan sangat berbeda.
Yeom Ki-hun mengatakan, ketika seorang striker melewatkan kesempatan emas akan menjadi beban berat baginya.
"Sebagai pelatih penyerang, saya benar-benar merasakan tekanannya. Jadi saya perlu berbicara lebih banyak dengan pemain," ujar Yeom Ki-hun dikutip dari channel YouTube The Football Bohemian.
Salah satu peluang yang disesalkan oleh Yeom-ki hun adalah saat Ragnar Oratmangoen menyia-nyiakan peluang emas.
"Ragnar Oratmangoen melewatkan kesempatan satu lawan satu," ucap Yeom Ki-hun.
Menurut dia, saat situasi seperti itu, seorang pemain harus pintar dalam memilih ruang untuk mengeksekusi peluang.
"Jika Anda memiliki ruang, Anda harus mendorongnya dengan cepat. Ketika tidak ada sudut, pastikan melihat ke kaki lawan," katanya.
Dia pun menegaskan, seorang penyerang harus melihat terlebih dulu posisi penjaga gawang sebelum menendang.
"Anda harus melihat kaki kiper sebelum menendang, karena sudutnya menyempit dalam situasi itu (satu lawan satu)," katanya.
Yeom Ki-hun pun bertekad untuk terus membuat para penyerang Timnas Indonesia semakin tajam, meski waktu yang dimiliki sempit.
"Saya akan terus berbicara dengan pemain. Kami perlu memperbanyak latihan seperti itu, karena kita berkumpul bersama dalam waktu yang singkat," katanya.
"Sejujurnya, saya tidak punya banyak waktu untuk melatih. Akibatnya tidak mudah menyempurnakan keterampilan berorganisasi," ucapnya. (fan)
Load more