tvOnenews.com - Secara umum peningkatan performa yang ditunjukkan Timnas Indonesia khususnya di Timnas Senior benar-benar membuat media-media asing kini gencar menyoroti tiap hal yang berkaitan dengan tim garuda.
Yang disorot termasuk di gelaran AFF 2024 kali ini, yang mana Indonesia mampu membuat heboh negara rival ketika dengan percaya diri menurunkan skuad U-22.
Keikutsertaan skuad Garuda tentu sedikit banyak menimbulkan pro kontra, sebab sampai detik ini masih ada yang merasa bahwa untuk menjadi yang terbaik di ASEAN maka harus juara dulu di Piala AFF.
Namun tidak sedikit juga yang sekarang mulai merubah mindset itu dan mulai memandang penting level yang lebih tinggi lagi yakni Asia.
Maka dari itu penampilan Timnas Indonesia di round 3 sebagai satu-satunya wakil ASEAN yang bisa meraih poin tertinggi pada akhirnya mau tak mau membuat tim-tim rival di ASEAN pun harus mengakui kalau Indonesia adalah yang terbaik.
Itulah mengapa penampilan skuad Garuda di Piala AFF kali ini lebih disorot media asing lantaran rasa penasaran akan kiprah tim muda yang diturunkan.
Maka wajar kalau publik Vietnam benar-benar menganggap Indonesia sebagai media darling.
Sebagai informasi, media darling adalah seseorang atau sosok yang sering mendapatkan perhatian baik dari media.
Sementara itu, sepertinya keputusan PSSI dan Shin Tae-yong untuk menurunkan Squad U-22 di Piala AFF bukan sebuah keputusan yang sepenuhnya salah.
Memang secara permainan harus diakui masih terbilang amburadul terutama soal kualitas passing, kontrol, dan possition.
Tidak sedikit juga pihak-pihak yang mengecam keputusan ini lantaran STY tidak memanggil pemain-pemain senior yang telah teruji khususnya dari Liga 1 seperti Rizky Ridho, Ernando Ari, Ricky Kambuaya, Egi Maulana Fikri, Witan Sulaiman, hingga Ramadhan Sananta.
Padahal sudah diinfokan sebelumnya bahwa Liga 1 itu tidak libur jadi sudah pasti klub-klub tersebut tidak akan melepas pemain andalannya di luar dari agenda FIFA.
Sedari awal tujuan dibentuknya tim U-22 ini untuk persiapan Sea Games 2025 serta kualifikasi Piala Asia U-23.
Maka dari itu dicetuskanlah tim U-22 yang tampil agar mereka bisa mendapat pengalaman internasional.
Jadi, meskipun sekarang kita dibuat jengkel dan gedek dengan permainan Timnas Indonesia U-22 namun jika tim ini diberikan kesempatan lebih banyak mereka akan belajar dan berkembang sebagai sebuah tim dengan beragam catatan yang ada.
Pada dasarnya yang utama dari tim ini adalah dibentuk dulu mentalnya agar tidak 'takut' bertemu tim yang di atas kertas lebih kuat.
Barulah kalau mental sudah terbentuk, skill pun pelan-pelan bisa dikembangkan.
Hal ini terlihat saat laga versus Vietnam. Meskipun main away dengan jarak istirahat cuman 3 hari, kemudian melawan pasukan Nguyen yang tampil dengan skuad terbaik, kita masih bisa melawan dan membuat mereka frustasi.
Bahkan di babak kedua Indonesia punya beberapa peluang untuk mencetak gol.
Meskipun akhirnya kalah 1-0 tapi secara kolektif terutama dari sisi fighting spirit, tim ini mampu mematahkan prediksi dari banyak pihak kalau mereka bakal dibantai di kandang Nguyen.
Melihat realita yang ada, meskipun Vietnam yang menang, namun pujian besar malah disematkan kepada Indonesia.
Seperti yang ditulis media ESPN Asia yang menyebut penampilan tim muda ini sebagai penampilan yang gagah dan berani.
Maka tidak heran, publik Vietnam benar-benar menjuluki Timnas Indonesia sebagai media darling lantaran mau bagaimanapun sorotan selalu saja mengarah kepada Timnas Indonesia, tidak di round 3, Piala AFF, atau bahkan turnamen kelompok umur.
Sementara itu secara umum memang wajar jika sekarang Timnas Indonesia banyak mendapatkan sorotan, terutama jika mengacu pada kiprah tim Garuda di round 3 kualifikasi Piala Dunia.
Kemenangan atas Arab Saudi juga benar-benar makin membuat citra dan gengsi Indonesia di mata Asia semakin naik. (tsy)
Load more