Jakarta, tvOnenews.com - Pengamat sepak bola, Akmal Marhali menyinggung kegagalan Shin Tae-yong membawa Timnas Indonesia melaju ke Semifinal Piala AFF 2024.
Timnas Indonesia harus mengakui kekalahan 0-1 dari Filipina di Stadion Manahan, Solo, Sabtu (21/12/2024) lalu.
Kondisi itu pun memupus mimpi Timnas Indonesia meraih gelar perdana Piala AFF sejak kali pertama digelar 1996.
Skuad Garuda hanya meraih 4 poin selama kualifikasi Grup B Piala AFF 2024, dengan hasil akhir di posisi ketiga.
Di hadapan pendukung Indonesia di Stadion Manahan, Solo, Sabtu malam, tim Filipina yang berjuluk The Azkals memberi kekalahan yang pantas untuk Mohammad Ferarri dan kawan-kawan.
Sebab, Ferarri Cs bermain ceroboh dan kurang dewasa untuk kedua kalinya saat bermain di kandang sendiri.
Dua kali bermain di kandang dalam format home-away di ASEAN Cup, dua kali juga ada pemain Indonesia diusir dari lapangan.
Pertama, Marselino Ferdinan saat melawan Laos. Pemain Oxford United itu mendapat kartu merah saat menerima kartu kuning kedua dari wasit setelah menekel pemain Laos Phatana Phommathep.
Kartu merah ini sekilas menggambarkan betapa frustasinya Marselino pada laga tersebut saat aksi-aksinya gagal membuahkan gol.
Pemain kedua yang mendapat kartu merah adalah Muhammad Ferarri saat melawan Filipina.
Lebih parah lagi, pemain Persija Jakarta itu diusir lapangan karena tak bisa menahan emosinya saat diprovokasi kapten Filipina Amani Aguinaldo.
Kedua pemain itu adalah pemain penting di skuad Indonesia karena memiliki pengalaman di timnas utama.
Kehadiran Marselino dan Ferarri yang ditunjuk sebagai kapten berperan untuk membimbing 16 pemain muda lain yang dipilih yang tak punya caps senior, meski usia keduanya sebaya.
Sebanyak 14 pemain mendapatkan debutnya di ASEAN Cup dan hanya kiper Erlangga Setyo dan Sulthan Zaky yang selalu menghangatkan bangku cadangan.
Tapi, di lapangan, kenyataannya berkata sebaliknya. Di saat Marselino dan Ferarri seharusnya menjadi pilar dan mentor tim muda Garuda, kedua pemain tersebut malah membuat rekan-rekannya kesusahan karena mendapat kartu merah yang sama sekali tidak penting.
Bukan tanpa alasan, dia merasa ada keganjilan dari Shin Tae-yong yang hampir lima tahun menjadi juru taktik Timnas Indonesia.
"Ini ada masalah serius dari Shin Tae-yong soal komunikasi. Bagaimana mungkin dia di sini sudah lima tahunan tidak bisa bicara bahasa Indonesia. Dia membawa penerjemah Korea-Indonesia, sementara para pemain naturalisasi juga belum bisa bahasa," kata Akmal di program tvOne dilansir Rabu (25/12/2024).
Akmal menjelaskan sebelum melangkah ke kualifikasi Piala Dunia 2026, Timnas Indonesia dan Shin Tae-yong perlu menyelesaikan masalah komunikasi.
Sebab, komunikasi di lapangan akan sangat berpengaruh terhadap instruksi pelatih kepada pemain.
"Jadi, komunikasi itu penting sekali, ya,"tegasnya.(lgn)
Load more