Para pemain tersebut dianggap memiliki skill yang di bawah standar, yang membuat mereka sulit untuk bersaing dengan pemain-pemain Korea yang lebih berbakat.
"Penyebab kegagalan pemasaran di Asia Tenggara adalah karena mayoritas skill pemain di bawah standar," tulis Nate memberi pernyataan menohok.
Akibatnya, mereka kesulitan mendapatkan kesempatan bermain dan tak memberikan efek pemasaran yang signifikan bagi klub.
"Karena skillnya yang sulit untuk dikembangkan dalam permainan, tidak ada efek pemasaran apapun, kecuali peningkatan jumlah pengikuti di media sosial saat pemain gabung ke tim," tegas laporan tersebut.
Satu-satunya dampak positif dari keberadaan pemain ASEAN di Liga Korea adalah peningkatan jumlah pengikut di media sosial mereka, yang menjadi keuntungan tersendiri bagi klub-klub Korea.
Namun, hal ini dianggap tidak cukup untuk membuat program kuota Asia Tenggara berhasil secara keseluruhan.
Dengan berakhirnya program ini, masa depan pemain-pemain ASEAN di Liga Korea Selatan kini terancam, dan para pemain seperti Pratama Arhan harus mencari kesempatan baru di liga lain, mungkin di Indonesia atau negara-negara Asia lainnya. (asl)
Load more