Jakarta, tvOnenews.com - Nama dua pemain Timnas Indonesia, Asnawi Mangkualam dan Pratama Arhan telah mencicipi kompetisi Liga Korea Selatan.
Asnawi Mangkualam memperkuat dua klub K-League 2, Ansan Greeners dan Jeonnam Dragons. Terbaru, Pratama Arhan menjadi pemain pertama Indonesia yang bermain di kasta tertinggi Liga Korea Selatan, K-League 1 bersama Suwon FC.
Kedua pemain ini pun dijadikan alat promosi untuk klub mereka. Dari mulai seringkali muncul di sosial media maupun untuk memperkenalkan K-League ke Asia Tenggara khususnya Indonesia.
Asnawi memang mencatatkan diri sebagai pemain reguler baik di Ansan Greeners maupun di Jeonnam Dragons. Namun hal ini berbanding terbalik dengan Pratama Arhan yang kesulitan mendapatkan menit bermain.
Selama memperkuat Suwon FC, Arhan hanya mencatatkan dua pertandingan dari bangku cadangan dengan total tujuhMe menit bermain dan satu kartu merah.
Meski pada awalnya digunakan untuk alat promosi, namun klub akhirnya menolak melanjutkan regulasi kuota pemain ASEAN yang berlaku di Liga Korea Selatan.
Secara promosi, tim memang mendapatkan jumlah pengikut yang luar biasa di media sosial. Namun di lapangan, pemain ASEAN dilaporkan sulit bersaing bahkan dengan pemain lokal.
Seorang pejabat klub di Korea Selatan mengakui bahwa perekrutan pemain asing asal ASEAN adalah pemborosan.
Digunakan sebagai ajang promosi, setidaknya tim harus mengeluarkan dana 200 juta won atau setara dengan Rp2,2 miliar.
"Promosi di ASEAN tidaklah murah, gaji tahunan pemain asal ASEAN setidaknya 200 juta won (Rp2,2 miliar)," kata pejabat klub Liga Korea dikutip dari laman Sports DongA, Sabtu (4/1/2025).
Dengan harga sebesar itu, lanjutnya, klub dapat merekrut pemain asal Amerika Selatan atau Eropa Timur dibandingkan membawa pemain ASEAN.
"Tidak ada pemain ASEAN yang memiliki kualitas sekaliber itu di K-League dan sulit untuk mendatangkan mereka," kata pejabat tersebut.
Fakta bahwa hanya angka jumlah pengikut di sosial media yang bertambah pun tak bisa diindahkan oleh pejabat klub tersebut.
Di lapangan, hanya sedikit peningkatan jumlah penonton dari ASEAN. Artinya, tak ada dampak langsung yang diterima oleh klub dengan membawa pemain ASEAN tersebut.
"Saat kami melakukan promosi di ASEAN, tidak banyak kunjungan dari penggemar asal ASEAN (ke stadion)," katanya.
"Harga jersey dan merchandise klub pun memberatkan penggemar ASEAN, sehingga keuntungan klub sebenarnya rendah," kata pejabat klub tersebut.
Bahkan dengan bertambahnya pengikut di media sosial pun tak berarti apa-apa bagi klub.
"Jumlah pengikut sosial media yang meningkat pesat dalam jangka pendek juga tidak terlalu berarti," katanya. (hfp)
Load more